Jumat, 12 Januari 2024

Kisah Lengkap Cerita Nabi Syuaib AS

 

Nabi Syuaib dan Kaum Madyan

    Al-Qur'an tidak mencirikan latar belakang Syuaib AS selain menyebutkan bahwa dia berasal dari keluarga yang cukup terhormat di kalangan kaum Madyan yang tinggal di wilayah Suriah, sedangkan terdapat beberapa pendapat para ulama terkait masalah ini sebagian berpendapat bahwa Syuaib adalah keturunan Ibrahim, silsilahnya adalah Syuaib bin Yasyjun bin Lawi bin Shaifur bin Abqa bin Tsabit bin Madyan (Midian) bin Ibrahim. Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa silsilahnya adalah Syuaib bin Maikal bin Yasyjun. Ibnu Sakir berpendapat bahwa Syuaib hidup sesudah masa Yusuf

    Nabi Syuaib diutus Allah SWT untuk membenahi kaum Madyan yang mana pada masa itu kaum Madyan tidak lagi menyembah Allah SWT dan tidak mengikuti ajaran Nabi Luth AS, mereka mengingkari Nabi Luth ketika Nabi Luth wafat dan mereka lebih senang berbuat kemaksiatan dan kemungkaran serta kerusakan di muka bumi. Sesembahan yang disembah oleh Kaum Madyan adalah pohon dan berhala-berhala.

    Nabi Syuaib sangat ramah pada setiap orang dan sangat suka menggunakan rezekinya di jalan Allah SWT hal itu menyebabkan beliau sangat dikenal oleh Kaum Madyan. selain itu, Nabi Syuaib juga merupakan keturunan asli Kaum Madyan yang memiliki sifat dan perilaku yang mulia. Sejak kecil Nabi Syuaib selalu berusaha menjaga hatinya dan menahan dirinya supaya ia tidak melakukan perbuatan buruk yang sia-sia, sifat terpuji ini beliau bawa hingga beranjak remaja dan dewasa.

Nabi Syuaib Dan Kaum Madyan

    Kaum Madyan adalah Bangsa Arab yang menetap di daerah yang berada di pinggiran Syam atau yang dikenal dengan Suriah pada saat ini, tempat yang berbatasan langsung dengan Hijaz serta berdekatan dengan danau Luth. Di masa Nabi Syuaib tempat tinggal Kaum Madyan terkenal dengan kehidupan berdagang dan juga bercocok tanam. Hal tersebut dikarenakan Allah memberikan kondisi tanah yang subur sehingga mudah ditanami berbagai jenis tanaman dan tumbuhan. Namun, sebagian besar Kaum Madyan lupa bahwa semua pemberian itu turun nya dari Allah SWT sehingga mereka kerap tidak bersyukur atas kenikmatan oleh nya. Bahkan Kaum Madyan juga terdiri dari orang-orang kafir yang tidak mengenal Allah dan lebih memilih untuk menyembah pohon-pohon besar tersebut lalu mereka kelilingi.


    Sifat dan perilaku yang dimiliki oleh Kaum Madyan juga sangat jauh dari kebaikan, seperti selalu bertingkah buruk, keji, hingga sering merugikan orang lain tetapi menguntungkan diri sendiri. Sikap curang didalam berdagang sangatlah dilarang didalam konsep Ekonomi Islam sebab kecurangan merupakan sikap yang merugikan satu pihak dan menguntungkan pihak lain maka dari itu kita didalam berbisnis atau berdagang kita dianjurkan untuk selalu bersikap jujur dan menjauhi perilaku curang. 

    Kaum Madyan yang menyembah (Aikah) yang merupakan sebidang padang pasir yang ditumbuhi beberapa pohon dan tanaman dalam hal berperilaku para penduduknya terutama (Pedagang) saat praktik dagang mereka terbiasa melakukan sikap curang. Tingkat kecurangannya sangat melewati batas hal itu dikarenakan karena nafsunya yang menginginkan keuntungan yang banyak sehingga apapun caranya pasti mereka lakukan hal-hal yang biasa mereka lakukan adalah memalsukan barang, curang didalam penimbangan, dan mengurang-ngurangi timbangan belanjaan yang sudah menjadi ciri dan bahkan sudah melekat dalam diri pribadi mereka berdagang.

    Saat para pedagang-pedagang kecil dari kampung ingin datang dengan membawa dagangannya ke kota, sebelum masuk ke wilayah kota mereka akan dihadang oleh para pedagang besar kemudian pedagang besar itu akan memborong dagangan pedagang kecil itu dengan alasan bahwa harga pasar sedang mengalami penurunan lalu para pedagang kecil menjualnya dengan harga yang murah terhadap pedagang besar itu. Didalam hal takaran para pedagang besar ini memiliki dua modal takaran yaitu takaran untuk membeli akan berisi lebih banyak sedangkan takaran untuk menjual berisi lebih sedikit sehingga para pedagang besar atau pemilik modal yang kaya akan menjadi lebih kaya sedangkan pedagang kecil yang miskin akan tetap menjadi miskin pedagang besar meraup keuntungan yang sangat besar kecurangan dalam takaran. Hal tersebut dijelaskan dalam Q.S. Al-Isra ayat 35 dan Q.S. Muthaffifin ayat 1-6.

    Hal tersebut jelas membuat kerugian para petani dan pedagang-pedagang kecil lainnya yang ada di Negeri Madyan. Nabi Syuaib AS selalu menyerukan agar kaumnya meninggalkan perbuatan-perbuatan yang curang meninggikan sikap kejujuran saat berdagang namun seruan yang disampaikan Nabi Syuaib AS ini seperti masuk ditelinga kanan dan keluar di telinga kiri orang-orang kafir Kaum Madyan hingga pada akhirnya turunlah azab yang diberikan oleh Allah SWT.


Azab Kaum Madyan

    Nabi Syuaib AS telah berusaha keras dan sekuat tenaga untuk memperingati mereka dan berdakwah serta mengajak Kaum Madyan untuk kembali ke jalan yang benar namun betapa sialnya mereka ingin tetap menjadi orang-orang yang kafir. Hal tersebut yang kemudian membuat Nabi Syuaib berdoa kepada Allah agar Kaum Madyan diberikan azab, Allah pun mendengar doa Syuaib kemudian mengabulkan doa itu lalu Allah perintahkan kepada Syuaib serta para pengikutnya itu untuk pergi meninggalkan kota itu yang telah diduduki orang kafir itu.

    Setelah Nabi Syuaib dan pengikutnya meninggalkan kota itu Allah SWT pun menurunkan cuaca yang sangat panas yang membuat tenggorokan orang-orang kafir itu kering dan membuat tanaman-tanaman kering, layu mati dan kesulitan mendapatkan tempat berteduh untuk mendapatkan kesejukan. Kemudian Allah SWT memberikan gempa bumi dan awan gelap serta suara halilintar yang membuat penduduk Kaum Madyan yang kafir mati seketika, Azab yang diberikan Allah SWT seperti hari kiamat semua bencana itu terjadi karena Kaum Madyan tidak ingin kembali ke jalan Allah SWT 

Rabu, 10 Januari 2024

Kisah Lengkap Cerita Nabi Ayyub AS

 

Asal-Usul Nabi Ayyub AS

    Allah SWT mengutus para Nabi dan Rasul untuk berseru kepada manusia dalam ketaatan dan takwa kepada-nya. Selain itu, para Nabi dan Rasul juga diutus untuk menjadi teladan bagi umat-umat manusia. Salah satu Nabi yang patut dapat dijadikan panutan perihal kesabaran saat menghadapi ujian adalah Nabi Ayyub AS. Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai latar belakang Ayyub, beberapa ulama menyatakan bahwa Ayyub adalah keturunan Essau putra sulung Ishaq bin Ibrahim, namun terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa silsilah Ayyub AS adalah Ayub bin Mush bin Raghwil (Rehuel) bin Esau bin Ishaq Bin Ibrahim. 

    Rehuel adalah putra Esau dengan istri ketiganya, Mahalat binti Ismail. Menurut para ulama yang paling populer nama istri Nabi Ayyub adalah Rahma binti Afraim bin Yusuf bin Ya'kub. Nama Ayub AS disebutkan Allah SWT bersama para Nabi lainnya pada Al-Qur'an Surah An-nisa ayat 163 "Sesungguhnya kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-Nabi kemudiannya, dan kami telah memberikan wahyu pula kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'kub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan kami berikan Zabur kepada Daud"

    Ish bin Ishaq merupakan peternak yang kaya raya di wilayah Syam. Ketika ayahnya wafat, seluruh kekayaannya diwariskan kepada Nabi Ayyub AS, Nabi Ayyub memiliki 3 orang istri salah satunya bernama siti Rahma binti Afraim bin Yusuf bin Ya'kub. Nabi Ayyub AS diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada penduduk Hauran dan Tih, di wilayah tempat kelahirannya, Nabi Ayyub dikenal sebagai orang yang pandai, sopan, bijaksana, dermawan dan suka menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongannya. Selain itu, beliau juga banyak membangun sarana peristirahatan dan ibadah untuk para musafir. Nabi Ayyub dikenal memiliki kepribadian yang menawan, pandai bersyukur dan senantiasa menghiasi lisannya dengan berdzikir, ia tidak pernah meninggalkan perintah Allah SWT.

    Dikisahkan bahwa Nabi Ayyub AS hidup pada tahun 1420-1540 SM, beliau adalah lelaki yang memiliki paras yang tampan sangat rupawan dengan harta melimpah pada zaman itu. Diketahui beliau memiliki ribuan ekor kambing, domba, unta, lembu, hingga keledai. Tidak hanya itu saja beliau juga memiliki harta berbentuk tanah dan bangunan yang luas di daerah Batsniyyah yang merupakan salah satu wilayah dari negeri Hauran. Istrinya yang cantik jelita telah memberinya 12 anak laki-laki yang juga berparas rupawan meski diberikan kelebihan kenikmatan hidup yang tak ada habisnya tetapi Nabi Ayyub tidak pernah lupa untuk memberikan sedekah kepada fakir miskin dan juga anak-anak yatim, dhuafa, serta janda. Dikisahkan Nabi Ayyub hidup dengan penuh kenikmatan selama 20 tahun mulai dari usia 30 tahun hingga 50 tahun lalu pada usia 51 tahun Allah SWT memberikan ujian yang bertubi-tubi kepadanya.

    Hal tersebut membuat Iblis iri hati, Iblis ingin menggoda Nabi Ayyub agar terjerumus dalam dosa, Iblis segera memohon kepada Allah SWT dan meminta izin untuk menguji kesabaran dan ketaatan Nabi Ayyub, Allah SWT pun mengijinkan dan mengabulkan doa Iblis untuk menggoda Ayyub. Lalu Iblis mulai membuat rencana untuk menjatuhkan Ayyub dengan berbagai cara telah disusun dengan berbagai risikonya. Iblis dan kelompoknya mulai melancarkan aksi pertamanya dalam waktu yang singkat, semua hewan ternak Nabi Ayyub mati ditimpa penyakit yang aneh, rumahnya tiba-tiba hangus terbakar. Nabi Ayyub AS tidak sanggup lagi untuk memberi upah kepada para pelayan dan pegawainya ia terpaksa tidak lagi mempekerjakan mereka, Nabi Ayyub dan keluarganya benar-benar menjadi miskin.

    Disaat Nabi Ayyub sedang melakukan ibadah Shalat datanglah iblis lalu menghasutnya "Hai Ayyub sesungguhnya Allah telah menghanguskan semua kekayaanmu hingga kamu miskin, lalu untuk apa kamu banyak beribadah jika itu membuat kamu menjadi miskin?" Nabi Ayyub AS berkata "Sesungguhnya apa yang aku miliki adalah milik Allah SWT. Jika Allah menghendaki untuk mengambilnya, aku tetap bersyukur, bukankah aku telah lama diberi nikmat yang banyak oleh Allah?" kemudian Nabi Ayyub dan keluarganya tetap menjalankan kewajibannya untuk beribadah kepada Allah SWT.

    Iblis dan kelompoknya tetap kembali menyusun rencana selanjutnya untuk menggoyahkan iman Nabi Ayyub dan keluarganya ketika anak-anak Ayyub sedang berkumpul di satu rumahnya, iblis menghancurkan rumah tersebut dan membunuh semua anak-anak Nabi Ayyub, tentu saja hal tersebut membuat Nabi Ayyub dan istrinya bersedih. Kemudian iblis mendatangi Ayyub dan berkata kepadanya "Hai Ayyub, Allah telah mengambil semua anak-anakmu lalu untuk apalagi kamu beribadah kepadanya?" akan tetapi Nabi Ayyub tetap sabar dan berkata "Sesungguhnya anak-anaku juga milik Allah, jika Allah menghendaki mereka maka itu adalah hak nya. Aku tetap bersabar dan bersyukur kepadanya" Iblis kembali menemui kegagalan, ia semakin kesal, namun belum berputus asa untuk menggoda Nabi Ayyub dan istrinya"

    Suatu hari Nabi Ayyub AS sedang beribadah, lalu kemudian iblis meniup hidung dan mulutnya yang kemudian menyebabkan ia menderita dan mengidap penyakit kulit. Penyakit tersebut menggerogoti seluruh tubuh Nabi Ayyub AS. Tubuhnya dipenuhi oleh bintik-bintik darah, nanah, hingga banyak ulat yang bersarang pada lukanya. Semakin hari penyakit Nabi Ayyub AS semakin parah Nabi Ayyub akhirnya hanya bisa berbaring dan melaksanakan kegiatannya diatas tempat tidur dan semua kebutuhannya dibantu oleh istrinya yang setia.


Nabi Ayyub Menderita Sakit Kusta

    Pada awalnya masyarakat bersimpati dengan derita yang dialami oleh Nabi Ayyub AS, namun karena penyakit Nabi Ayyub semakin parah mereka mulai menjauhi dan mengucilkannya. Hanya istrinya lah yaitu si Rahma yang senantiasa mendampingi Nabi Ayyub AS dalam keadaaan suka maupun duka. Pada suatu hari para wanita datang dengan penuh kemarahan. Mereka meminta Nabi Ayyub dan istrinya meninggalkan lingkungannya. Mereka khawatir penyakit yang dibawa oleh Nabi Ayyub akan menular.

    Dengan penuh kesedihan, Siti rahma menampah Nabi Ayyub untuk meninggalkan tempat tidurnya dan meninggalkan tempat tersebut. Sebenarnya Nabi Ayyub sempat memberikan kebebasan kepada Siti Rahma jika ia memiliki keingin meninggalkannya. Akan tetapi Siti Rahma memilih untuk tetap setia kepada Nabi Ayyub untuk mempertahankan hidupnya dengan Nabi Ayyub, Siti Rahma rela menjual perhiasannya. Ketika perhiasannya habis, Siti Rahma rela bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, hari demi hari penyakit kulit yang diderita Nabi Ayub bertambah parah. 

    Siti Rahma tidak tahan melihat suaminya yang menderita penyakit keras kemudian ia berkata "Wahai suamiku, mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah untuk kesembuhanmu? aku tidak tega melihatmu dalam keadaan yang seperti ini" kemudian Nabi Ayyub menolak sembari menjawab "Wahai istriku, aku malu kepada Allah untuk meminta kesembuhan sedangkan Allah telah melimpahkan kesehatan yang lebih lama dari sakitku ini".

    Nabi Ayyub tetap melanjutkan beribadah kepada Allah SWT meskipun dalam keadaan yang sangat parah. Iblis semakin geram dengan kesabaran Nabi Ayyub, dengan tipu muslihatnya iblis menggoda Siti Rahma yang sempat berpikir untuk meninggalkan Nabi Ayyub saat keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan suaminya. Ketika Nabi Ayyub memanggil istrinya, Nabi Ayyub tidak mendengar jawaban dari istrinya tersebut beberapa kali ia mencoba memanggilnya namun sang istri tidak ada dirumah Nabi Ayyub pun berpikir bahwa istrinya sudah meninggalkannya lalu ia berjanji jika istrinya kembali padanya akan mencambuknya hingga 100 kali. 

    Kemudian Nabi Ayyub berdoa kepada Allah untuk memohon kesembuhan, Allah pun mengabulkan dan berfirman "Hantamkanlah kakimu ke tanah" kemudian Nabi Ayyub menghantamkan kakinya ke tanah lalu keluarlah air yang sangat segar. Nabi Ayyub pun kemudian mandi dan meminum air tersebut. Tidak berapa lama kemudian Nabi Ayyub merasa sehat kembali penyakit kulit yang telah dideritanya telah sembuh, bahkan wajahnya terlihat semakin tampan dan gagah.

    Tak berapa lama sang istri kembali untuk menjumpai sang suami (Nabi Ayyub), alangkah kagetnya sang istri karena yang berada dirumahnya adalah seorang laki-laki yang tidak dikenalinya lalu ia berkata pada lelaki itu "Siapa kamu? dimana suamiku?" Nabi Ayyub menjawab "Akulah suamimu, Allah telah menyembuhkan penyakitku" Siti Rahma tidak percaya dengan apa yang ia lihat akan tetapi ia bahagia dengan keadaan suaminya yang sekarang. 

    Ia pun kemudian berlari dan menjatuhkan diri di hadapan suaminya untuk meminta maaf, ia merasa bersalah karena terbesit niat untuk meninggalkan sang suami sendirian. Nabi Ayyub memaafkan kesalahannya namun karena ia telah berjanji akan mencambuk 100 kali istrinya jika kembali Nabi Ayyub tak lupa pada sumpahnya itu, akan tetapi Nabi Ayyub tak sampai hati untuk melukai istrinya itu Nabi Ayyub menjelaskan janjinya itu pada Siti Rahma dan Siti Rahma tidak keberatan untuk menerima hukuman tersebut, sebelum Nabi Ayyub memberikan hukuman Allah SWT memerintahkan Nabi Ayyub untuk mencambuknya dengan 100 helai rumput.

    Allah telah memberikan imbalan-imbalan terhadap sikap sabar dan tabah Nabi Ayyub didalam menghadapi ujian. Allah kemudian mengembalikan semua kekayaannya Nabi Ayyub karena keuletannya didalam bekerja. Meski telah menjadi kaya kembali Nabi Ayyub tetap baik hati dan suka menolong. Selain mengembalikan hartanya, Allah juga memberikan anak kepada Ayyub sejumlah anak yang pernah tertimpa musibah dahulu. Nabi Ayyub dan istrinya kemudian hidup bahagia dan bersyukur karena dapat melalui ujian yang diberikan oleh Allah SWT, mereka terus melanjutkan dakwah menebarkan dan menyebarkan ajaran-ajaran Allah, mengabarkan keselamatan, persaudaraan dan mengajak manusia untuk kembali dan berjuang dijalan Allah SWT. Begitulah Nabi Ayyub AS selama hidupnya yang memiliki kesabaran yang sangat luar biasa, kesabaran tidak memiliki batasan kesabaran yang masih memiliki batasan itu bukanlah sebuah kesabaran.

Rabu, 03 Januari 2024

Kisah Lengkap Cerita Nabi Yusuf AS

 

Keluarga Nabi Yusuf AS

    Umat Islam mungkin sudah mengetahui tentang Nabi Yusuf AS yang terkenal karena ketampanannya, didalam Islam sendiri Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai manusia paling tampan didunia dalam perbandingan yang menarik dikatakan bahwa jika ketampanan diibaratkan seperti bulan maka Nabi Muhammad SAW adalah setengahnya, Nabi Yusuf AS seperempatnya dan sisanya untuk seluruh laki-laki di dunia ini. Yusuf merupakan cucu dari dari Ishaq jadi jika dilengkapi secara silsilah nya adalah Yusuf bin Ya'kub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azar (Terah) bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij dan yang terakhir adalah Nuh AS. Nabi Yusuf AS merupakan anak yang cerdas serta jujur yang didalam hidupnya mendapatkan banyak ujian yang datang dari Allah SWT. Nabi Yusuf AS merupakan Nabi Allah SWT yang berasal dari kaum Bani Israel. Beliau adalah Anak dari Ya'kub dan Rahel. Diantara belasan saudaranya hanya Bunyamin saja yang menjadi saudara kandungnya.

    Dibandingkan saudara-saudara Yusuf dan anak dari Ya'kub yang lain hanya Yusuf AS yang mendapatkan perhatian lebih dari Ya'kub, situasi tersebut yang kemudian menimbulkan rasa iri hati dari saudara-saudara Yusuf AS. Perlakuan yang diskriminatif dari Ya'kub terhadap anak-anaknya yang lain merasa di anak tirikan oleh Ya'kub sang ayah mereka yang mereka anggap tidak adil sesama anak, lebih memanjakan Yusuf daripada yang lain. Salah satu surah didalam Al-Qur'an yang Allah SWT turunkan adalah Surah Yusuf, diterangkan didalam Al-Qur'an sejumlah kisah Nabi Yusuf AS dan berbagai peristiwa hidup yang pernah dialaminya. 

    Rasa jengkel mereka kepada ayahnya dan iri hati terhadap Yusuf membangkitkan rasa setia kawan antara saudara-saudara Yusuf, persatuan dan rasa persaudaraan yang akrab diantara mereka, mereka mengadakan pertemuan didalam pertemuan yang mereka adakan untuk merundingkan nasib yang mereka alami dan mengatur siasat untuk menyadarkan sang ayah. Mereka menuntut perlakuan yang adil dan seksama dari ayah mereka, berkatalah seorang daripada mereka 

    "Tidakkah kamu merasakan bahwa perlakuan terhadap kita sebagai anak-anaknya tidak adil dan berat sebelah? ia memanjakan Yusuf mencitai dan menyayanginya lebih daripada kita, seolah-olah Yusuf dan Bunyamin sajalah anak-anak kandungnya dan kita merupakan anak-anak tirinya, padahal kita lebih tua dan lebih cakap daripada mereka berdua dan kitalah yang selalu mendampingi ayah mengurus segala keperluannya dan keperluan rumah tangganya, tetapi kita merasa heran mengapa hanya Yusuf dan Bunyamin saja yang menjadi keistimewaan disisi ayah, apakah ibunya lebih dekat kepada hati ayah ketimbang dengan ibu kita? jika memang itu alasannya, maka apakah salah kita? bahwa kita lahir daripada ibu yang mendapat tempat kedua di hati ayah ataukah paras Yusuf yang lebih tampan dan lebih cakap daripada paras dan wajah kita yang memang sudah demikian diciptakan oleh tuhan dan sesekali bukan kehendak atau hasil usaha kita? kita amat sesalkan atas perlakuan dan tindakan ayah yang sesat dan keliru ini kita harus melakukan sesuatu untuk mengakhiri keadaan yang pincang serta menjengkelkan hati kami semua"

    Seseorang saudara lain berkata "Soal cinta atau benci simpati atau antipati adalah soal hati yang tumbuh laksana jari-jari kita, kita tidak dapat menanyakan mengapa yang satu lebih rendah daripada yang lain dan mengapa ibu jari lebih besar daripada jari kelingking. Yang kita sesalkan adalah bahwa ayah kita tidak dapat mengawal rasa cintanya yang berlebih-lebihan kepada Yusuf dan Bunyamin sehingga menyebabkan berperilaku tidak adil terhadap kami semua selaku sesama anak kandungnya. Keadaan yang pincang dalam hubungan kita dengan ayah tidak akan hilang, jika penyebab utamanya tidak kita hilangkan. Dan sebagaimana kamu mengetahui bahwa penyebab utamanya dari keadaan yang menjengkelkan hati ini adalah Yusuf berada di tengah-tengah kita. 

    Dia adalah penghalang bagi kita semua untuk dapat masuk  didalam hati ayah dan dia merupakan dinding tebal yang memisahkan kita dengan ayah kita yang sangat kita cintai maka jalan satu-satunya untuk mengakhiri kerisauan kita ini adalah dengan melenyapkan-nya dari tengah-tengah kita dan melemparkannya jauh-jauh dari pandangan ayah dan keluarga kita. Kita harus membunuh dengan tangan kita sendiri atau mengasingkan nya di suatu tempat dimana terdapat hewan-hewan buas yang akan melahapnya sebagai mangsa. Dan kita tidak akan meragukan lagi bahwa bila Yusuf sudah lenyap dari mata ayah dia akan kembali mencintai kita sebagai utuh anaknya yang patut mendapatkan perlakuan adil dan seksama dari ayah dan suasana rumah tangga akan kembali menjadi rukun, damai dan tenang, tiada sesuatu yang merisaukan hati dan menyesakkan dada.

    Berkata Yahudza putra keempat dari Nabi Ya'kub AS dan yang paling cakap dan bijaksana diantara sesama saudaranya. "Kita semuanya adalah putera-putera Ya'kub pesuruh Allah SWT dan anak-anak dari Ibrahim pesuruh dan kekasih Allah SWT. Kami semua adalah orang-orang yang beragama dan berakal sehat apalagi yang kami bunuh itu atau kita serahkan kepada binatang buas itu adalah saudara kita sendiri, sekandung sedarah, sedaging yang tidak berdosa dan tidak pernah pula melakukan hal-hal yang menyakitkan hati atau menyentuh perasaan. Dan bahwa ia lebih dicintai dan disayangi oleh sang ayah, itu adalah suatu yang berada diluar kekuasaanya dan sesekali tidak dapat ditimpakan dosanya kepadanya, maka menurut fikiran saya kata Yahudza melanjutkan bahasannya ialah dengan jalan yang terbaik untuk melenyapkan Yusuf ialah melemparkannya kedalam sebuah perigi yang kering yang terletak disebuah persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dan para musafir berhenti atau beristirahat memberi makanan dan minuman kepada binatang-binatang kendaraannya. 

    Dengan cara demikian terdapat kemungkinan bahwa salah seorang daripada musafir itu menemukan Yusuf, mengangkatnya dari dalam perigi dan membawanya jauh-jauh sebagai anak pungut atau hamba sahaya yang akan diperjual-belikan. Dengan cara aku kemukakan ini, kami telah dapat mencapai tujuan kami tanpa melakukan pembunuhan atau perenggutan nyawa adik kami yang tidak berdosa." Fikiran dan cadangan yang dikemukakan oleh Yahudza itu mendapat sambutan baik dan disetujui bulat oleh saudara-saudaranya yang lain dan akan melaksanakannya pada waktu dan kesempatan yang tepat. Pertemuan secara rahasia itu bersurai dengan janji dari masing-masing saudara yang hadir, akan menutup mulut dan merahasiakan rancangan jahat ini seketat-ketatnya agar tidak bocor dan tidak didengar oleh ayah mereka sebelum pelaksanaannya.

Mimpi Nabi Yusuf AS

    Pada malam dimana para saudara-saudara Yusuf merencanakan siasat untuk menghilangkan Yusuf dan rancangan jahat terhadap diri adiknya yang ketika itu Nabi Yusuf sedang tidur dengan nyenyak, mengawang di alam mimpi yang sedap dan mengasyikan, tidak mengetahui apa yang ditakdirkan oleh Allah SWT untuk dirinya dan tidak terbayang olehnya bahwa penderitaan yang akan dialaminya adalah akibat dari perbuatan saudara-saudaranya sendiri, yang diilhamkan oleh sifat-sifat cemburu, iri hati dan dengki. Pada malam yang nahas itu Nabi Yusuf melihat didalam mimpinya seakan-akan sebelas bintang, matahari, dan bulan yang berada dilangit turun dan sujud di depannya. Terburu-buru setelah bangun dari tidurnya, ia datang menghampiri ayahnya, menceritakan kepadanya apa yang ia lihat dan alami dalam mimpi.

    Tanda gembira muncul dalam wajah sang ayah (Ya'kub) yang berseri-seri ketika mendengar cerita mimpi Yusuf puteranya. Ia kemudian berkata kepada puternya "Wahai anakku, mimpimu adalah mimpi yang berisi dan bukan mimpi yang kosong. Mimpimu memberikan tanda yang membenarkan firasatku kepada dirimu, bahwa engkau dikaruniakan oleh Allah SWT kemuliaan, ilmu, dan kenikmatan hidup yang mewah. Mimpimu adalah sebuah kabar gembira dari Allah SWT kepadamu bahwa hari depanmu adalah hari depan yang cerah penuh kebahagiaan, kebesaran dan kenikmatan yang berlimpah-limpah. Akan tetapi engkau harus berhati-hati, wahai anakku janganlah engkau ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu yang aku tahu mereka tidak menaruh cinta kasih kepadamu dan kepada adikmu Bunyamin. 

    Mereka selalu berbisik-bisik jika membicarakanmu dan selalu menyindir-nyindir dalam percakapan mereka tentang kamu berdua, aku khawatir kalau engkau ceritakan mimpimu kepada mereka akan makin meluaplah rasa dengki dan iri mereka kepadamu dan bahkan tidak mungkin bahwa mereka akan merancang perbuatan jahat terhadapmu yang akan membinasakanmu. Dan dalam keadaan demikian iblis dan setan tidak akan tinggal diam, tetapi akan makin membakar semangat jahat mereka dan mengorbankan rasa dengki dan iri hati yang bersemayam didalam dada mereka, maka berhati-hatilah wahai anakku jangan sampai mimpimu ini bocor dan dan didengar oleh mereka." Hal tersebut diterangkan dalam Al-Qur'an Surah Yusuf Ayat 4-10

    Pada esok harinya setelah semalam suntuk saudara kandungnya Yusuf bertemu dan merundingkan siasat dan merancangkan penyingkirian adiknya yang merupakan saingan yang berat dalam mengambil dan mengambil hati sang ayah, datanglah mereka menghadap Nabi Ya'kub ayahnya untuk meminta izin membawa Yusuf berekreasi bersama mereka diluar kota. Berkata juru cakap mereka kepada sang ayah "Wahai ayah yang kami cintai! kami berhajat berekreasi dan berjalan-jalan diluar kota beramai-ramai dan ingin sekali bahwa adik kami Yusuf untuk turut serta dan tidak ketinggalan, menikmati udara yang cerah dibawah langit biru yang bersih. Kami akan bawa bekal makanan dan minuman yang cukup untuk santapan kami selama sehari berada diluar kota untuk bersuka ria dan bersenang-senang, menghibur hati yang lara dan melapangkan dada yang sesak, seraya mempertebal rasa persaudaraan dan semangat kerukunan diantara sesama saudara."

    Berkata Ya'kub kepada putera-puteranya "Sesungguhnya akan sangat merungsingkan fikiranku bila Yusuf tidak berada didekatku dan jauh dari pandanganku, apalagi akan turut serta bersamamu keluar kota, dilapangan terbuka yang menurut pendengaranku banyak binatang buas seperti serigala yang banyak berkeliaran disana. Aku khawatir bahwa kamu akan lengah menjaganya, karena kesibukanmu bermain-main sendiri sehingga akan menjadikannya mangsa bagi binatang-binatang buas itu. Alangkah sedihnya aku bila hal itu terjadi. Kamu mengetahui betapa sayangnya aku kepada Yusuf yang telah ditinggalkan oleh ibunya."

    Putera-puteranya menjawab "Wahai ayah kami, akankah masuk diakal bahwa Yusuf akan diterkam oleh serigala atau binatang buas lainnya di depan mata kami sekumpulan ini? padahal tidak ada diantara kami yang bertubuh lemah atau berhati penakut. Kami sanggup menolak segala gangguan atau serangan dari manapun datangnya, apakah itu binatang buas atau mahkluk lainnya. Kami cukup kuat serta berani dan menjaga Yusuf sebaik-baiknya, tidak akan melepaskannya dari pandangan kami walau sekejap pun. Kami akan mempertaruhkan jiwa dan raga kami semua untuk keselamatannya dan dimanakah kami akan menaruh wajah kami bila hal-hal yang dapat mengecewakan ayah terjadi"

    Dan pada akhirnya tidak ada alasan untuk Ya'kub AS menolak dan mengikuti anak-anaknya untuk mengajak Yusuf pergi berekreasi dan melepaskan Yusuf di tangan saudara-saudaranya yang diketahui mereka tidak menyukai dan tidak menaruh kasih sayang kepadanya, ia berkata kepada anak-anaknya "Baiklah jika kalian memang sanggup bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatannya sesuai dengan kata-kata yang kalian ucapkan itu, maka aku izinkan Yusuf menyertaimu, semoga Allah SWT melindunginya bersama kalian semua"

Kepergian Yusuf AS

    Pada esok harinya berangkatlah rombongan-rombongan putera Ya'kub kecuali Bunyamin menuju tempat rekreasi atau yang sebenarnya menuju tempat dimana menurut rancangan, Yusuf akan ditinggalkan. Setiba mereka disekitar telaga yang menjadi tujuan, Yusuf segera ditinggalkan pakaiannya dan dicampakkan didalam telaga itu tanpa menghiraukan jeritan dan tangisannya yang sedikit pun tidak mengubah hati saudara-saudaranya yang sudah kehilangan rasa cinta kepada adiknya yang tidak berdosa itu. Hati mereka merasa lega dan dada mereka menjadi lapang karena rancangan busuknya telah berhasil dilaksanakan dan dengan demikian akan terbukalah hati Ya'kub seluas-luasnya bagi mereka, dan kalaupun tindakan mereka itu akan menyedihkan hati sang ayah, maka lama-kelamaan akan hilanglah kesedihan itu bila mereka pandai menghiburnya untuk melupakan melenyapkan bayangannya Yusuf dari ingatan sang ayah.

    Pada petang hari pulanglah rombongan para anak Ya'kub namun mereka kekurangan salah satu anggota keluarganya yaitu Yusuf, lalu dibawalah pakaian Yusuf yang telah diambil oleh kaka-kakanya kemudian  dibalurkan darah seekor kelinci yang sengaja mereka potong untuk dibalurkan darahnya dibaju Yusuf untuk mengelabui Nabi Ya'kub, mereka mendatangi Ya'kub sembari menangis bersedih-sedih dan bersandiwara bahwa yang ditakutkan oleh ayahnya kemudian terjadi dan tidak meleset sedikitpun firasat sang ayah jika Yusuf diterkam oleh serigala disaat mereka sedang asik bermain meninggalkan Yusuf sendirian. Mereka berkata "Oh ayah, kami sangat menyesal karena telah gagal menjaga Yusuf kami telah gagal menepati janji kami namun apa yang hendak dikatakan bila takdir memang menghendaki demikian. dan Inilah pakaian Yusuf yang berlumuran dengan darah sebagai bukti kebenaran kami ini, walau pun kami merasakan bahwa ayah tidak akan mempercayai kami sekalipun kami berkata benar"

    Nabi Ya'kub yang sudah memperoleh firasat tentang apa yang akan terjadi keatas diri Yusuf putera kesayangan nya dan mengetahui sifat-sifat abangnya terhadap Yusuf adiknya beliau tidak dapat berbuat apa-apa selain berpasrah kepada Allah SWT dan seraya menekan rasa sedih, cemas, dan marah yang sedang bergelora didalam dadanya, berkatalah beliau kepada putera-puteranya "Kamu telah memperturutkan rasa hawa nafsumu dan mengikut apa yang dirancangkan syaitan kepadamu. Kamu telah melakukan suatu perbuatan yang akan kamu rasakan sendiri akibatnya kelak jika sudah terbuka tabir asapnya yang patut dimintai pertolongan-nya dalam segala hal dan peristiwa" Hal tersebut diterangkan didalam Al-Qur'an Surah Yusuf ayat 11-18.

Diketemukannya Yusuf Didalam Perigi

    Yusuf sedang berada didalam sumur itu seorang diri diliputi oleh kegelapan dan kesunyian yang mencekam. Ia melihat keatas dan kebawah kekanan kekiri memikirkan bagaimana dia dapat mengangkat tubuhnya itu keluar dari dalam perigi, namun ia tidak dapat melihat sesuatu yang dapat menolongnya dia hanya melihat bayangan tubuhnya didalam air yang cetek dibawah kakinya. Sungguh suatu ujian yang amat berat bagi seorang pemuda khususnya Yusuf yang masih belum banyak pengalamannya dalam penghidupan. Baru pertama kali dia berpisah dengan ayahnya yang sangat menyayangi dan memanjakannya, lebih-lebih terasa beratnya ujian itu ialah karena yang melemparkannya ke dalam sumur itu adalah abang-abangnya sendiri yang juga putera-putera ayahnya.

    Disamping Yusuf memikirkan nasibnya sendiri yang sedang dialami serta bagaimana dia dapat keluar dari sumur itu dan menyelamatkan dirinya dari bahaya kelaparan sekiranya ia tidak dapat tertolong ia juga selalu mengenangkan ayahnya ketika melihat abang-abangnya kembali pulang kerumah tanpa dirinya. Tiga hari berselang sejak Yusuf dilemparkan kedalam sumur dan belum tampak tanda-tanda pemberi harapan baginya untuk dapat keluar dari sumur sedangkan kelaparan sudah mulai membayangi dan sudah nyaris berputus asa seketika terdengar olehnya suara sayup-sayup suara aneh yang belum pernah terdengar sebelumnya oleh dia, semakin lama semakin jelaslah suara-suara itu yang akhirnya terdengar seakan-akan anjing menggonggong suara orang yang bercakap-cakap dan tertawa terbahak-bahak dan suara jejak kaki manusia dan binatang sekitar sumur itu.

    Ternyata yang didengar oleh Yusuf ialah suara-suara yang timbul oleh para kafilah yang sedang berhenti di sekitar sumur dimana tempat dia dijebloskan itu dimana para kafilah tersebut beristirahat sambil mencari air untuk diminum oleh mereka dan binatang-binatang mereka. Alangkah gembiranya Yusuf ketika ia sedang memasang telinganya dan mendengar perintah ketua kafilah itu melemparkan gayung mangambil air dari sumur itu. Kemudian Yusuf memegang sangat erat gayung yang telah dilemparkan kedalam sumur yang kemudian ditarik keatas oleh seorang musafir dan berteriak mengeluh karena beratnya gayung yang ditariknya itu.

    Para musafir itu takjub karena yang ditarik keluar oleh nya bukanlah air melainkan manusia hidup yang berparas tampan, bertubuh tegak, dan berkulit putih bersih. Maka berundinglah apa yang akan diperbuat oleh hamba Allah yang telah mereka temukan didalam sumur itu ditempatkan ditempat yang sunyi atau dikembalikan kepada keluarganya. Akhirnya bersepakatlah mereka untuk membawanya ke Mesir dan dijual disana sebagai hamba sahaya dengan harga yang menurut mereka akan mencapai harga yang tinggi karena tubuhnya dan parasnya yang tampan.

    Setibanya kalifah tersebut di Mesir dibawalah Yusuf di sebuah pasar khusus dimana manusia diperdagangkan dan diperjual-belikan sebagai barang dagangan atau sebagai penjaga binatang-binatang ternakan. Yusuf lalu ditawarkan didepan umum dan dilelangkan dan karena musafir yang membawanya khawatir akan terbuka pertemuan Yusuf maka mereka enggan sampai mencapai harga yang tinggi, tetapi melepaskannya pada harga tawaran awal dengan harga yang rendah dan tidak memadai. Padahal Seorang Nabi Yusuf tidak dapat ditukar dengan uang bahkan emas dan seisi bumi pun tidak dapat seimbang sebagai manusia yang besar dan makhluk Allah SWT yang agung dan digariskan olehnya takdir bahwa ia akan melaksanakan misi yang suci dan menjalankan peran yang menentukan pergaulan hidup umat.

    Nabi Yusuf didalam pelelangan itu dibeli oleh Qithfir pelelang pertama yang saat itu menjadi pemimpin dari para penjaga istana kerajaan, sedangkan didalam kisah Islam dikatakan Qithfir adalah seorang menteri keuangan di negara Mesir pada saat itu. Kemudian Qithfir mengangkatnya sebagai anak dan pemimpin dalam perurusan rumah tangganya, ia merasa bahagia memperoleh seorang hamba sahaya yang berparas bagus, bertubuh kuat dan dari mukanya terpancar jiwa yang besar hati yang suci bersih dan bahwa ia bukanlah dari kualitas manusia yang diperjual-belikan.

    Qithfir berkata kepada Istrinya "Inilah hamba sahaya yang aku baru beli dari pelelangan, berilah ia perlakuan dan pelayanan yang baik jikalau kelak kita akan memperoleh manfaat darinya dan mengangkatnya sebagai anak kandung kita. Aku dapat firasat bahwa dari paras mukanya dan gerak-geriknya bahwa ia bukanlah golongan dari orang-orang yang diperjual-belikan, bahkan mungkin sekali ia adalah keturunan keluarga yang berkedudukan tinggi dan orang-orang yang beradab. Kemudian sang istri menerima Yusuf dirumahnya sesuai dengan pesan amanat sang suami.

    Dia diperlakukan dengan baik dan sama sekali tidak diperlakukan seperti hamba sahaya. Yusuf pun menyesuaikan dirinya dengan keadaan rumah Qithfir ia melakukan tugas sehari-harinya didalam rumah dengan penuh semangat dan dengan kejujuran serta disiplin yang tinggi. Segala kewajiban dan tugas yang diberikan kepadanya selalu diurus dengan benar dan senang hati seolah-olah perintah oleh orang tuanya sendiri. Kemudian Yusuf merasa seakan-akan berada dirumah keluarga dan orang tuanya sendiri. Hal tersebut diterangkan dalam (Q.S. Yusuf ayat 19-21)

    Yusuf hidup tenang dan tentram dalam rumah Qithfir sejak ia menginjakan kakinya di rumah itu ia juga mendapat kepercayaan penuh dari kedua majikannya sang suami istri dan mengurus rumah tangga mereka dan melaksanakan perintah dan segala keperluan mereka dengan sesungguh hati, ikhlas dan kejujuran, tiada menuntut upah dan balasan atas segala tenaga dan jerih payah yang dicurahkan untuk kepentingan keluarga ia menganggap dirinya dirumah itu bukan sebagai hamba bayaran, tetapi sebagai seorang daripada anggota keluarga, demikian pula anggapan majikannya suami istri terhadap dirinya. 

    Ketenangan hidup dan kepuasan hati yang didapat oleh Yusuf selama ia tinggal dirumah Qithfir, telah mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan tubuhnya. Ia telah dikaruniai oleh tuhan kesempurnaan jasmani dengan kehidupan yang senang dan tentram, makin terlihat tambah segar wajahnya tambah elok parasnya dan tambah tegap tubuhnya, sehingga ia merupakan seorang pemuda remaja yang gagah perkasa yang menggiurkan hati setiap wanita yang melihatnya, tidak terkecuali istri dari Qithfir majikannya sendiri bahkan bukan tidak mungkin akan menjadi rebutan lelaki seandainya ia hidup di kota Sadum di tengah-tengah kaum Nabi Luth AS kala itu.

    Pergaulan hari-hari dibawah satu atap antara Yusuf pemuda remaja yang gagah perkasa dan nyonya Qithfir, seorang wanita muda cantik dan ayu, tidak akan terhindar dari resiko terjadinya perbuatan maksiat, bila tidak ada kekuatan iman dan takwa yang menyekat hawa nafsu. Pada hari-hari pertama Yusuf berada di tengah-tengah keluarga, Nyonya Qithfir tidak menganggapnya dan memperlakukannya lebih dari sebagai pembantu rumah yang cakap, tangkas, giat dan jujur berakhlak berbudi pekerti yang baik. Ia hanya mengagumi sifat-sifat luhurnya itu serta kecakapan dan ketangkasan kerjanya dalam menyelesaikan urusan dan tugas yang pasrahkan padanya. Akan tetapi memang rasa cinta itu selalu didahului oleh rasa simpati. 

    Istri Qithfir yang bernama Zulaikha itu mulanya hanya simpati dan mengagumi Yusuf dengan biasa saja namun lama kelamaan dia memandang lain dia mulai menyukai terhadap bentuk tubuh dan paras Yusuf dan gerak-gerik tingkah laku Yusuf, ia selalu memandangi Yusuf dari jauh dilirknya dengan hati-hati bunga api cinta yang mulanya kecil didalam dada Zulaikha terhadap Yusuf lama kelamaan membesar dan membara tiap kali ia melihat Yusuf berada di dekatnya atau mendengar suara langkah kakinya.

    Walaipun zulaikha berusaha memadamkan api yang membara didadanya dan hendak menyekat nafsu birahi yang sedang bergelora dalam hatinya untuk menjaga marwah sebagai majikan dan juga perempuan sebagai istri seorang menteri di Mesir, namun ia tidak berupaya menguasai perasaan hati dan hawa nafsunya dengan kekuatan akalnya. Bila ia duduk seorang diri, maka terbayanglah di depan matanya akan paras Yusuf yang elok dan tubuhnya yang bagus tetaplah melekat bayangan itu di depan mata dan hatinya, sekalipun ia menyibukkan diri dengan kesibukan rumah tangga. Dan akhirnya menyerahlah Zulaikha kepada kehendak dan panggilan hati dan nafsunya yang mendapat dukungan syaitan dan iblis dan ditepikanlah semua pertimbangan marwah kedudukan dan martabat serta kehormatan diri sesuai dengan tuntutan dengan akal yang sehat.

    Zulaikha menggunakan taktik memangcing-mancing Yusuf agar ia lebih dahulu mendekatinya dan bukannya dia dulu yang mendekati Yusuf demi menjaga kehormatan dirinya sebagai istri menteri. Ia selalu berdandan dan berhias rapih bila Yusuf berada dirumah memakai wewangian dan memperagakan gerak-gerik dan tingkah laku sambil menampakkan, seakan-akan dengan tidak sengaja bagian tubuhnya yang bisa menggiurkan hati orang lelaki. Yusuf yang tidak sadar bahwa Zulaikha mencitainya dan mengandung nafsu syahwat kepadanya menganggap perlakuan manis dan kedekatan nya Zulaikha kepadanya adalah hal biasa yang sesuai dengan pesan Qithfir kepada istrinya ketika Yusuf dibawa pulang dari tempat pelelangan. 

    Ia berlaku biasa sopan santun dan bersikap hormat dan tidak sedikitpun terlihat dari haknya sesuatu gerak atau tindakan yang menandakan bahwa ia terpikat oleh gaya dan aksi Zulaikha yang ingin menarik perhatiannya dan menggiurkan hatinya. Yusuf sebagai calon Nabi telah dibekali oleh allah dengan iman yang kuat dan mantap, akhlak budi luhur dan budi pekerti yang tinggi. Ia tidak akan terjerumus melakukan sesuatu maksiat yang sekaligus merupakan perbuatan atau suatu tindakan khianat terhadap orang-orang yang telah menyelematkannya dan telah mempercayainya seperti anak sendiri dan memberi tempat ditengah-tengahnya keluarganya.

Godaan Zulaikha Terhadap Yusuf AS

    Sikap dingin dan acuh tak acuh dari Yusuf terhadap rayuan dan tingkah laku Zulaikha yang bertujuan membangkitkan nafsu syahwatnya menjadikan Zulaikha bahkan tambah panas hati dan bertekad akan berusaha terus sampai maksudnya tercapai. Jika aksi samar-samar yang telah ia dilakukan tetap tidak dimengerti oleh Yusuf yang dianggapnya berdarah dingin itu maka akan dilakukannya secara berterus terang dan bila perlu dilakukan secara paksaan sekalipun. Zulaikha tidak tahan lebih lama menunggu reaksi dari Yusuf yang tetap bersikap dingin dan acuh tak acuh kepada Zulaikha dengan rayuan dan ajakan yang samar-samar daripadanya. 

    Maka kesempatan ketika sang suami tidak ada dirumah, masuklah Zulaikha kebilik tempat dimana Yusuf tertidur seraya berseru kepada Yusuf agar mengikutinya. Yusuf segera mengikutinya dan masuk ke bilik di belakang Zulaikha, sebagaimana dia sering dimintai pertolongannya untuk melakukan sesuatu yang biasa diperintahkan kepadanya, Yusuf baru tersadar ketika ia berada didalam bilik itu kemudian dikunci oleh Zulaikha, tabir disisihkan seraya berbaring berkatalah ia kepada Yusuf "Hai Yusuf inilah aku sudah siap bagimu, aku tidak tahan menyimpan lebih lama lagi rasa rinduku kepada sentuhanmu, inilah tubuhku aku serahkan kepadamu, berbuatlah sekehendak hatimu dan sepuas nafsumu" 

    Yusuf kemudian memalingkan wajahnya seraya berkata "Semoga Allah melindungiku dari godaan syaitan. Tidak mungkin wahai tuan putriku aku akan melakukan maksiat dan memenuhi kehendakmu. Jika aku melakukan apa yang tuan putri kehendaki, maka aku telah mengkhianati tuanku, suami tuan putri, yang telah melimpahkan kebaikannya dan kasih sayang nya kepadaku adalah suatu amanat yang tidak patut aku cederai. Sesekali tidak akan aku balas budi baik tuanku dengan perkhianatan dan penodaan nama baiknya. Selain itu, Allah pun akan murka kepadaku dan mengutukku bila sampai aku lakukan apa yang tuan putri mintakan daripadaku. Allah maha mengetahui segala apa yang diperbuat oleh hambanya.

    Segera mata Zulaikha melotot dan memerah wajahnya, tanda marah meluap-luap akibat penolakan yang dilakukan oleh Yusuf terhadap ajakannya yang dianggapnya merendahkan dan dihina oleh Yusuf dengan penolakannya, yang dianggapnya suatu perbuatan yang kurang ajar dari seorang pelayanan terhadap majikannya yang sudah merendahkan diri mengajaknya tidur bersama tetapi malah ditolak mentah-mentah padahal tidak sedikiti pembesar pemerintah dan orang-orang yang berkedudukan telah lama merayunya dan ingin sekali menyentuh tubuhnya yang elok itu, tetapi tidak dihiraukan oleh Zulaikha. 

    Yusuf yang melihat mata Zulaikha yang melotot dan wajahnya yang memerah Yusuf menjadi takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan segera berlari menuju pintu yang tertutup, namun Zulaikha cepat-cepat bangun dari ranjangnya mengejar Yusuf yang sedang berusaha membuka pintu bilik tersebut, ditariknyalah kuat-kuat baju Yusuf dari belakang oleh Zulaikha yang kemudian robek dan terkoyak tepat pada waktu itu Qithfir pulang dan mendapat hal yang aneh dan mencurigakan terjadi dirumahnya. Dengan tidak memberi kesempatan bagi Yusuf untuk membuka mulutnya Zulaikha berkata kepada suaminya yang masih tercengang memandang kepada kedua orang kepercayaan nya itu "Inilah dia Yusuf hamba yang engkau puja dan puji itu telah berani secara kurang ajar masuk ke bilikku dan memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Berilah ia ganjaran yang setimpal dengan perbuatan biadabnya. Orang yang tidak mengenal budi baik ini harus dipenjarakan dan diberikan siksa yang pedih" 

    Yusuf yang mendengar laporan dan tuduhan palsu yang dibuat oleh Zulaikha tidak dapat berbuat apa-apa selain berpasrah pada Allah SWT kemudian berkatalah dia kepada majikannya "Sesungguhnya dialah yang menggodaku, memanggilkan aku ke biliknya, lalu memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Aku menolak tawarannya dan lari menyingkirkannya, namun ia mengejarku dan menarik baju ku dari belakang hingga robek."

    Qithfir yang sedang berada didalam keadaan bingung siapakah yang benar diatara keduanya, apa mungkinkah istrinya mengkhianati ia sebagai suaminya, atau mungkin Yusuf yang selama ini hidup bersama dengan nya dirumah dan belum pernah berkata dusta didalam keadaan demikian kemudian datanglah saudara dari Zulaikha yang dikenal dengan bijaksana, pandai dan selalu memberi pertimbangan yang tepat bila dimintai nasihat dan fikirannya atas permintaan Qithfir untuk memberinya pertimbangan didalam masalah yang membingungkan itu, lantas berkatalah saudanya Zulaikha "Lihatlah, bila pakaian yang dikenakan Yusuf sobek di bagian belakangnya maka ialah yang benar dan istrimu yang sedang berdusta, sebaliknya jika yang sobek bagian depan makan istrimulah yang benar dan Yusuf yang berdusta!"

    Setelah semua persoalan sudah jelas dan sudah tidak ada rahasia diantara mereka Kemudian Qithfir berkata kepada istrinya "Beristighfar-lah kau Zulaikha dan mohonlah ampun atas dosamu, engkau telah berbuat salah dan dusta pula untuk menutupi kesalahanmu. Memang yang demikian itu adalah sifat-sifat dan tipu daya kaum wanita yang sudah kami kenal". Kemudian berpalinglah Zulaikha kepada Yusuf dan berkata "Tutuplah rapat-rapat mulutmu wahai Yusuf, dan ikatlah lidahmu, agar masalah ini akan tetap menjadi rahasia yang tersimpan disekeliling dinding rumah ini dan jangan sesekali sampai keluar dan menjadi rahasia umum dan buah mulut masyarakat, anggap saja persoalan ini sudah selesai sampai disini"

    Peristiwa Zulaikha dengan Yusuf yang dengan ketat ingin ditutupi oleh keluarga Qithfir tidak perlu menunggu waktu lama untuk menjadi rahasia umum, pada mulanya orang-orang berbisik-bisik dari mulut ke mulut menceritakan kejadian itu, tetapi semakin hari makin meluas dan makin menyebar ke tiap-tiap pertemuan dan menjadi bahan pembicaraan di kalangan wanita-wanita dari golongan atas dan golongan menengah. Kecaman-kecaman yang bersifat sindiran maupun terang-terangan mulai dilontarkan orang-orang terhadap Zulaikha seorang istri seorang pembesar mesir kuno pada masa itu telah bercumbu-cumbu dengan seorang pelayannya sendiri, seorang hamba belian dan yang sangat memalukan kata mereka bahwa pelayannya sendiri menolak ajakan majikannya dan tatkala pelayannya melarikan diri daripada dirinya kemudian ia mengejar, memaksanya dan  merobek baju belakangnya.

    Kecaman-kecaman itu sampai kepada telinga Zulaikha ia menjadi sangat malu dan sedih hati bahwa peristiwa tersebut dengan Yusuf sudah menjadi buah bibir masyarakat banyak dengan sendirinya merusak nama baik keluarga dan nama baik suaminya sebagai pembesar mesir kuno yang sangat disegani dan dihormati. Zulaikha sangat marah dan jengkel terhadap wanita-wanita sekelasnya, istri-istri pembesar yang juga tidak henti-hentinya menjelekannya. Untuk mengakhiri desas-desus dan kasak-kusuk kaum wanita para istri pembesar itu Zulaikha mengundang mereka semua pada suatu jamuan makan dirumahnya, dengan maksud membuat kejutan memperlihatkan Yusuf kepada mereka Yusuf yang telah menawankan hatinya sehingga menjadi lupa akan marwah perempuan dan juga sebagai istri sebagai pembesar mesir.

    Dalam pesta itu para tamu undangan diberikan tempat duduk dan masing-masing diberikan sebilah pisau yang sangat tajam untuk memotong daging dan buah-buahan yang telah disediakan. Setelah masing-masing para tamu menduduki tempatnya dan dipersilahkan menikmati hidangan yang sudah tersedia di depannya, maka tepat mereka sibuk dengan mengupas buah yang ada ditangannya masing-masing, dikeluarkannya lah Yusuf oleh Zulaikha berjalan sebagai peragawan di hadapan wanita-wanita yang sedang sibuk memotong buah-buahan itu, dan tanpa disadari para tamu wanita yang sedang memegang pisau dan buah-buahan yang ada ditangannya seraya ternga-nga mengagumi keindahan wajah dan tubuh Yusuf mereka telah melukai jari-jari mereka sendiri dan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya keheranan, maka berkatalah mereka "Maha sempurnalah Allah, ini bukanlah manusia ini adalah seorang malaikat yang mulia"

    Zulaikha bertepuk tangan tanda gembira melihat usaha kejutannya berhasil dan sambil menunjuk ke jari wanita-wanita undangannya yang telah ter-iris dan dan mengucurkan darah itu berkatalah Zulaikha "Inilah dia Yusuf yang menyebabkan aku menjadi bual-bualan ejekanmu dan sasaran kecaman-kecaman orang, tidakkah kamu setelah melihat Yusuf dengan mata kepala sendiri membuatku tergila-gila dan membangkitkan syahwatku sebagai seorang wanita muda yang tidak pernah melihat orang setampan parasnya?, seindah tubuhnya dan seluhur akhlaknya Yusuf, lalu salahkah aku tergila-gila kepadanya? sampai lupa suamiku dan jabatannya. Maka herankah jikalau aku yang tinggal satu atap dengannya melihat wajahnya dan tubuhnya serta mendengar suaranya setiap saat dan setiap detik sampai kehilangan akal sehingga tidak dapat mengawal nafsu syahwatku mengadapinya? aku harus mengaku didepan kalian bahwa memang akulah yang menggodanya dan merayunya dan dengan segala upaya ingin memikat hatinya dan mengundangnya untuk menyambut cintaku dan melayani nafsu syahwatku. Akan tetapi dia bertahan diri dan tidak menghiraukan ajakanku dan bersikap dingin terhadap rayuan dan godaanku ia makin menjauhkan diri bila aku mencoba mendekatinya dan memalingkan pandangan matanya dari pandanganku bila mataku menentang matanya. Aku telah merendahkan diriku sebagai istri seorang pejabat negara kepada Yusuf yang hanya seorang hamba sahaya dan pembantu rumah, namaku sudah terlanjur ternoda dan menjadi ejekan orang karenanya, maka bila tetap membangkang dan tidak mau memperturutkan kehendakku, aku tidak akan ragu-ragu akan memasukannya kedalam penjara sepanjang waktu sebagai pembelajaran baginya dan imbalan bagi kecemaran namaku karenanya"

    Mendengar ancaman dari Zulaikha terhadap Yusuf menggugah hati para wanita yang menaruh simpati dan rasa kasihan kepada diri Yusuf mereka menyayangkan bahwa tubuh yang indah dan wajah yang tampan serta manusia yang berbudi pekerti dan berakhlak mulia dan jujur itu tidak patut dipenjarakan dan dimasukkan ke tempat orang-orang yang melakukan jenayah dan penjahat. Berkatalah seorang yang menghampiri Yusuf "Wahai Yusuf mengapa engkau berkeras kepala menghadapi Zulaikha yang menyayangimu dan mencintaimu? mengapa engkau menolak ajakannya dan seruannya terhadapmu? suatu keuntungan besar bagimu bahwa seorang yang secantik Zulaikha yang bersuamikan pembesar negara tertarik kepadamu dan menginginkan pendekatanmu. Ataukah mungkin engkau adalah seorang lelaki yang lemah syahwat dan karena itu tidak tertarik kecantikan serta keelokan seorang wanita muda seperti Zulaikha?" 

    Berkata seorang tamu yang lain "Jika sekiranya kamu tidak tertarik kepada Zulaikha karena kecantikannya, maka berbuatlah untuk kekayaannya dan kedudukan suaminya, sebab jika engkau dapat menyesuaikan dirimu kepada kehendak Zulaikha dan mengikuti segala perintahnya niscaya engkau akan dianugerahi harta yang banyak dan mungkin pangkatmu pun akan dinaikkan" Berucaplah tamu yang lain melanjutkan dan memberikan nasihat kepada Yusuf "Wahai Yusuf pikirkanlah baik-baik dan camkanlah nasihatku ini, Zulaikha sudah berketetapan hati harus mencapai tujuannya dan memperoleh akan apa yang akan dikehendakinya daripada dirimu. Ia sudah terlanjur diejek dan dikecam oleh banyak orang dan sudah terlanjur namanya menjadi bualan di dalam masyarakat karena engkau maka dia mengancam bila engkau kedalam penjara sebagai penjahat dan penjenayah dan engkau mengetahui bahwa suami Zulaikha adalah orang yang berpengaruh dan berkuasa memenjarakan seseorang kedalam penjara dan menjadi tahanan dan engkau mengetahui pula bahwa Zulaikha sangat berpengaruh kepada suaminya. Sayangilah wahai Yusuf dirimu yang masih muda remaja dan tampan ini dan ikutilah perintah Zulaikha agar engkau selamat dan terhindar dari akibat yang kami tidak menginginkan ke atas dirimu"

    Kata-kata nasihat dan bujukan para wanita tamu Zulaikha bagaikan angin yang didengar oleh Yusuf dengan telinga kanan dan keluar telinga kiri, tidak satupun saran dari para tamu tersebut yang masuk kedalam lubuk hatinya atau bahkan jadi bahan pertimbangan Yusuf. Akan tetapi walaupin ia percaya kepada dirinya tidak akan terpengaruh oleh bujukan dan nasihat-nasihat itu ia merasa khawatir bila ia masih tinggal lama-lama di tengah-tengah pergaulan mereka yang akhirnya mungkin ia akan terjebak dan masuk kedalam perangkap tipu daya dan tipu muslihat Zulaikha dan kawan-kawan wanitanya. 

    Berdoalah Nabi Yusuf kepada Allah SWT agar diberi ketetapan iman dan keteguhan tekad kepadanya supaya tidak tersesat oleh godaan syaitan dan tipu daya muslihat kaum wanita yang akan menjerumuskannya kedalam lembah kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Berucaplah dia dalam doanya "Ya tuhanku sesungguhnya aku lebih suka dipenjarakan berbanding aku berada diluar tetapi harus memperturutkan hawa nafsu para wanita itu. Lindungilah aku wahai tuhanku dari pegaulan orang-orang yang hendak membawaku kejalan yang sesat dan memaksaku melakukan perbuatan yang engkau tidak ridhai, bila aku dipenjarakan aku akan bulatkan pikiranku serta ibadahku kepadamu wahai tuhanku dan jauhkanlah aku dari rayuan dan tipu daya wanita-wanita itu supaya aku tidak termasuk dari orang-orang yang bodoh dan sesat.

    Qithfir yang telah mengetahui bahwa Yusuf bersih dari semua tuduhan yang dilemparkan kepadanya dan dia juga sadar bahwa semua permasalahan ini muncul akibat istrinya sendiri yang menjadi biang keladinya yang sampai mencemarkan nama keluarganya, akan tetapi dia tidak dapat berbuat apa-apa selain mengikuti saran dari istrinya untuk memenjarakan Yusuf, karena dengan memasukan Yusuf kedalam penjara pendapat umum akan berubah dan berbalik akan menuduh serta menganggap Yusuflah yang bersalah didalam peristiwa itu dan bukannya Zulaikha. Dengan demikian mereka berharap nama baiknya akan pulih kembali dan desas-desus masyarakat tentang keluarga dan rumah tangganya akan berakhir, maka perintah dikeluarkan oleh Qithfir dan masuklah Yusuf didalam penjara sesuai dengan doanya. Cerita diatas dapat dibaca di Al-Qur'an Surah Yusuf ayat 22-35

Yusuf Didalam Penjara

    Yusuf dimasukan kedalam penjara bukannya karena ia telah melakukan suatu kesalahan atau kejahatan, tetapi karena kesewenang-wenangan penguasa yang memenjarakannya untuk menutupi dosanya sendiri dengan menempelkan dosa itu kepada orang yang dipenjarakan. Akan tetapi bagi Yusuf penjara adalah tempat yang aman untuk menghindari segala godaan dan tipu daya yang akan menjerumuskannya kedalam kemaksiatan dan perbuatan mungkar. 

    Bagi Yusuf hidup didalam sebuah penjara yang gelap dan sempit dimana gerak badannya dan pandangan matanya dibatasi adalah lebih baik dan lebih disukai daripada hidup di alam bebas dimana jiwanya tertekan dan hatinya tidak merasa aman dan tentram, didalam penjara Yusuf membulatkan pikiran dan jiwanya beribadah dan menyembah kepada Allah SWT. Disamping itu ia juga dapat menyampaikan dakwah didalam penjara, memberi bimbingan dan nasihat kepada pesalah mereka yang telah berbuat dosa melakukan kejahatan untuk bertaubat kembali menjadi orang-orang yang baik. Sedang kepada tahanan yang tidak berdosa yang menjadi korban perbuatan penguasa yang sewenang-wenang dihiburkan agar mereka bersabar dan bertakwa, bertawakal serta beriman memohon kepada Allah SWT mengakhiri penderitaan dan kesengsaraan mereka.

    Bersama dengan Yusuf dipenjarakan pula dua orang pegawai istana raja dengan tujuan yang hendak meracuni raja atas perintah dan dengan kerjasama dengan pihak musuh istana, dua pemuda pegawai yang dipenjara itu seorang penjaga gudang makanan dan seorang pelayan meja istana. Pada suatu pagi datanglah kedua pemuda tahanan itu ke tempat Yusuf mengisahkan bahwa mereka telah mendapat mimpi si pelayan melihat ia seakan-akan berada ditengah sebuah kebun anggur memegang gelas, seperti gelas yang sering digunakan minum oleh sang raja majikannya lalu diisinya gelas itu dengan perahan buah anggur, sedang pemuda penjaga gudang itu melihaat didalam mimpinya seolah-olah mendukung diatas kepalanya sebuah keranjang roti, roti mana disambar oleh sekelompok burung dan dibawanya terbang. Kedua pemuda tahanan itu mengharapkan dari Nabi Yusuf agar memberi tafsiran bagi mimpi mereka itu.

    Nabi Yusuf yang telah dianugerahi kenabian dan ditugaskan oleh Allah SWT menyampaikan risalahnya kepada hamba-hambanya memulai dakwahnya kepada kedua pemuda yang datang dan menanyakan tafsiran mimpinya. Nabi Yusuf berkata "Demikian pula aku dapat menafsirkan mimpi seseorang termasuk mimpi kalian berdua itu semua adalah ilmu yang dikaruniakan Allah kepada diriku, aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan mengingkari adanya hari kiamat kelak. Aku telah mengikuti agama bapak-bapaku, Ibrahim, Ishaq, dan Ya'kub. 

    Tuhan telah memerintahkan janganlah kamu menyembah selain daripada dia, itulah agama yang benar dan lurus tetapi banyak orang tidak mengetahui dan tidak mau mengerti" Adapun dengan mimpi kalian Nabi Yusuf melanjutkan ceritanya "Maka tabirnya engkau wahai pemuda pelayan, segera akan dikeluarkan dari penjara dan akan dipekerjakan kembali seperti sedia kala, sedangkan engkau wahai pemuda penjaga gudang akan dihukum mati dengan disalib dan kepalamu akan menjadi makanan burung-burung yang mematuknya, demikianlah tabir mimpi kalian berdua yang telah menjadi hukum Allah SWT bagi kalian berdua"

    Berkata Nabi Yusuf selanjutnya kepada pemuda yang diramalkan akan keluar dari penjara "Wahai temanku, aku menitip pesan kepadamu bila engkau telah keluar dari penjara dan kembali bekerja di istana sebutlah namaku dihadapan raja majikanmu katakanlah kepadanya bahwa aku dipenjarakan karena kesewenang-wenangan tidak berdosa dan tidak bersalah aku hanya dipenjara untuk kepentingan menyelamatkan nama keluarga pejabat negri dan atas anjuran istrinya belaka, janganlah engkau lupakan pesanku ini wahai temanku yang baik"

    Kemudian sesuai dengan tabir yang diramalkan oleh Nabi Yusuf AS berselang tidak lama keluarlah surat pengampunan Raja bagi pemuda pelayan dan hukuman salib bagi pemuda penjaga gudang dilaksanakan dan tidak meleset dugaan Nabi Yusuf AS. Akan tetapi pesan yang disampaikan oleh Yusuf kepada teman nya yang telah keluar dari penjara tidak disampaikan olehnya kepada raja ketika dia diterima kembali bekerja dikerajaan. Karena Syaitan telah membuatnya lupa setelah ia menikmati kebebasan dirinya dari dalam penjara dan dengan demikian tetaplah Yusuf berada di penjara beberapa tahun lamanya, penghibur para tahanan yang tidak berdosa dan mendidik serta berdakwah kepada tahanan yang telah bersalah melakukan kejahatan dan perbuatan-perbuatan yang buruk, agar mereka menjadi orang-orang yang baik dan bermanfaat bagi sesama manusia dan menjadi hamba-hamba Allah SWT yang beriman dan bertauhid. Hal tersebut diterangkan dalam (Q.S. Yusuf ayat 36-42)

    Pada suatu hari berkumpulah di istana raja Mesir, para pembesar, penasihat dan para arif bijaksana yang sengaja diundang oleh sang raja untuk memberi tabir mimpi yang telah merungsingkan dan menakutkan hatinya. Ia bermimpi seakan-akan melihat tujuh ekor sapi betina lain yang kurus-kurus, disamping itu ia melihat pula dalam mimpinya tujuh butir gandum hijau disamping tujuh butir yang lain kering. Tidak seorang pun daripada pembesar-pembesar daripada mereka menganggapkannya sebagai mimpi kosong yang tiada berhenti dan menganjurkan kepada raja melupakan saja mimpi itu dan menyarankan menghilangkannya dari fikiran sang raja. 

    Kemudian pelayan sang raja seorang pemuda kawan Yusuf semasa didalam penjara, pada saat pertemuan raja dengan para tamunya lalu teringat oleh pesan yang disampaikan Yusuf kepadanya sewaktu ia keluar dari penjara dan bahwa tabir yang diberikan oleh Yusuf kepada dirinya yang merasa bahwa mimpi yang ia terima dan disampaikan oleh Yusuf tepat kemudian dia memberanikan diri untuk menghampiri sang raja "Wahai paduka tuanku! hamba mempunyai seseorang teman kenalan di dalam penjara yang pandai menabirkan mimpi. Ia adalah seorang yang cakap, ramah dan berbudi pekerti luhur, ia tidak berdosa dan tidak melakukan kesalahan apapun namun ia dipenjara hanya atas fitnah dan tuduhan palsu belaka ia telah benar memberi tabir kepada mimpiku sewaktu hamba masih berada didalam tahanan bersamanya dan ternyata takdir hamba sesuai dengan apa yang dia jelaskan, jika paduka tuan berkenan hamba akan pergi mengunjunginya di penjara untuk menanyakan dia tentang tabir mimpi paduka tuan"

    Dengan izin sang raja, pergilah pelayan mengunjungi Yusuf dalam penjara lalu ia menyampaikan kepada Yusuf mimpi dari sang raja yang tidak ada satupun kaki tangan nya yang dapat memberikan penjelasan kepada mimpi sang raja ia mengatakan kepada Yusuf bahwa jika sang raja ingin engkau (Yusuf) memberikan penjelasan kepada mimpinya, kemudian Yusuf keluar dari penjara tersebut yang mengurungnya selama bertahun-tahun. 

    Sesampainya di istana Yusuf bertemu sang raja dan menyampaikan bahwa "Negara akan menghadapi masa makmur dan subur selama tujuh tahun yang dimana tumbuh-tumbuhan dan semua tanaman gandum, padi dan sayur mayur akan mengalami masa menuai yang baik yang membawa hasil makanan yang berlimpah ruah, kemudian menyusul dimana kemarau panjang selama tujuh tahun berikutnya sehingga menyebabkan Sungai Nil tidak memberikan air yang cukup bagi ladang-ladang yang kering, tumbuh-tumbuhan kering dan tanaman rusak dimakan hama sedangkan persedian yang disimpan selama masa subur tahun-tahun sebelumnya sudah habis dimakan. 

    Yusuf melanjutkan dengan berkata setelah mengalami 2 musim tersebut selama berturut-turut 7 tahun itu akan tibalah tahun basah dimana hujan akan turun dengan sangat lebat menyirami tanah-tanah mereka yang kering dan kembali menghijau menghasilkan bahan makanan dan buah-buahan yang lezat yang dapat diperah untuk diminum. Dan jika tabirku ini benar dan kemudian menjadi kenyataan seharusnya kamu (Raja) menyimpan baik-baik persedian makanan pokok dan berhemat dalam pemakaiaannya untuk persiapaan menghadapi masa kering, agar supaya terhindarlah rakyat dari bencana kelaparan dan kesengsaraan"

    Kemudian sang raja merakasan bahwa tabir yang disampaikan oleh Yusuf sungguh sangat masuk akal dan dapat dipercayai bahwa apa yang telah disampaikan oleh Yusuf akan menjadi kenyataan. Ia memperoleh kesan bahwa Yusuf yang telah memberi tabir yang tepat itu adalah seseorang yang pandai dan bijaksana dan akan sangat berguna bagi negara jika ia didudukan di istana menjadi seorang penasihat dan pembantu di kerajaan. 

    Nabi Yusuf AS yang sudah lama menderita di penjara sebagai seorang tahanan yang tidak berdosa dan ingin segera keluar dari kurungan yang mencekam hatinya itu, namun ia enggan untuk keluar dari penjara sebelum peristiwanya dengan istri pejabat negara dijernihkan terlebih dahulu dan semua tuduhan dan fitnah yang disematkan pada dirinya itu di hilangkan dan diberikan keterangan atas semua tuduhan palsunya. Nabi Yusuf AS ingin keluar dari penjara sebagai orang yang suci dan bersih atas dosa-dosa orang lain dan yang diletakkan pada dirinya adalah fitnah dan tipu daya yang bertujuan menutupi dosa sang istri pejabat negara tersebut.

    Sang Raja Mesir yang sudah banyak mendengar tentang Yusuf dan terkesan atas tabir yang diberikan bagi mimpinya secara terperinci dan menyeluruh semakin menghormati Yusuf, mendengar tuntutan-nya agar diselesaikan terlebih dahulu soal tuduhan dan fitnahan yang dilemparkan kepadanya sebelum ia dikeluarkan dari dalam penjara yang mana menurut sang raja merupakan tanda kejujuran, kesucian hatinya dan kebesaran jiwanya bahwa ia tidak ingin dibebaskan atas dasar pengampunan tetapi dibebaskan karena ia bersih dan ia pula bukan orang yang bersalah serta tidak berdosa. 

Tuntutan Nabi Yusuf diterima oleh raja mesir dan segera dikeluarkan oleh raja perintah mengumpulkan para wanita yang telah menghadiri jamuan makan Zulaikha dan terhiris ujung jarinya terkena pisau ketika melihat wajah Yusuf, dihadapan sang raja mereka menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang mereka alami didalam jamuan Zulaikha. Mereka menyatakan pesan mereka tentang Yusuf dan dialah orang yang jujur, shaleh, bersih dan bukan dialah yang salah dalam peristiwanya dengan Zulaikha dan Zulaikha pun mengakui kesalahan dan perbuatan dosanya dalam peristiwanya dengan Yusuf dan dialah Zulaikha yang menganjurkan untuk memenjarakan Yusuf untuk memberikan gambaran palsu kepada masyarakat bahwa dialah yang berdosa dan berbuat salah dan bahwa dialah yang memperkosa kehormatannya. 

    Hasil dari pertemuan sang raja dengan para wanita itu umumkan agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dengan demikian terungkaplah tabir yang meliputi peristiwa Yusuf dan Zulaikha, maka atas perintah sang raja dikeluarkanlah Yusuf dengan terhormat bersih, dan bebas dari segala tuduhan kemudian ia langsung pergi ke istana menemui sang raja memenuhi undangannya. Kejadian ini diterangkan dalam (Q.S. Yusuf ayat 43-53)


Nabi Yusuf Diangkat Sebagai Pejabat Negara

    Raja mesir yang telah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dari pelayannya, dan juga dari para tamunya Zulaikha semakin kagum dan hormat padanya, setelah berhadapan muka dan bercakap-cakap sang raja dengan Yusuf sekeluarnya dari penjara, raja menyadari kecerdasan otak Yusuf tentang pengetahuannya yang luas, dan kesabarannya dan kejujurannya, keramah tamahannya dan akhlaknya serta budi pekerti luhur yang ia miliki menurut fikiran sang raja akan sangat bermanfaat bagi kerajaannya bila Yusuf diserahi pimpinan negara dan rakyat. Maka pada saat pertemuan sang raja dengan Nabi Yusuf, raja menawarkan agar Yusuf untuk tinggal di istana mewakili sang raja menyelenggarakan pemerintahan serta pengurusan negara dan memimpin rakyat di Mesir yang diramalkan akan menghadapi masa-masa sukar dan sulit.

    Nabi Yusuf tidak menolak tawaran yang ditawarkan oleh sang raja Mesir itu, ia menerimanya asal saja kepadanya diberikan kekuasaan penuh dalam bidang kewenangan dan bidang pengedaran bahan makanan, karena menurut pertimbangan Yusuf kedua bidang yang berkaitan antara satu dengan yang lain itu merupakan kunci dari kesejahteraan rakyat dan kestabilan negara. Raja yang sudah memiliki kepercayaan penuh kepada Yusuf terhadap kecerdasan otak dan kejujuran serta kecakapannya menyetujui fikiran beliau dan memutuskan untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Nabi Yusuf dalam suatu upacara penobatan yang menurut lazimnya dan kebiasaan yang berlaku.

    Pada hari penobatan yang ditentukan yang dihadiri oleh para petinggi, pembesar, dan pemuka-pemuka masyarakat, Nabi Yusuf dikukuhkan sebagai wakil raja, dengan mengenakan pakaian kerajaan dan dilehernya dikalungkan kalung emas, kemudian sang raja dihadapan para hadirin melepaskan cincin dari jari tangannya lalu dipasangkannya ke jari tangan Yusuf sebagai tanda penyerahan kekuasaan kerajaan. Setelah penobatan dan serah terima jabatan Nabi Yusuf sebagai wakil sang raja mengkawinkan nya dengan Zulaikha seorang janda yang dulu pernah menjadi majikannya yang telah ditinggal oleh sang suami yang telah meninggal ketika Yusuf berada di dalam penjara.

    Kemudian setelah Nabi Yusuf AS bergaul dengan istrinya ia berkata "bukankah ini lebih baik daripada apa yang kamu kehendaki dulu itu?" Zulaikha menjawab "Wahai orang yang baik orang yang jujur jangan mencelaku. Kamu mengetahui bahwa aku dahulu sedemikian muda dan cantik dan dalam keadaan yang serba mewah sedangkan suamiku lemah tidak dapat memuaskan istri dan dipertemukanlah aku dengan seseorang yang sedemikian tampan maka aku kalah dengan hawa nafsuku" demikianlah keadaanya karena itu Yusuf masih bertemu dengan Zulaikha dalam keadaan gadis, dan mendapat dua orang putera daripadanya yang bernama Manasye dan Efraim. Sebagai penguasa yang bijaksana di Mesir Nabi Yusuf mulai melaksanakan tugasnya dengan mengadakan pembagian makanan ke daerah-daerah yang termasuk didalam kekuasannya untuk berkenalan dengan rakyat jelata serta daerah yang diperintahnya dari dekat sehingga rancangan dan peraturan yang akan diadakan dapat memenuhi keperluan dan kesesuaian dengan iklim dan keadaan daerah.

    Dalam 7 tahun Nabi Yusuf menjalankan pemerintahan di Mesir rakyat merasakan hidup tentram, aman dan sejahtera. Barang-barang keperluan cukup terbagi merata dijangkau oleh semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Dalam masa itu Nabi Yusuf tidak lupa akan peringatan yang terkandung dalam mimpi raja Mesir bahwa akan datang 7 tahun masa panceklik. Maka dari itu Nabi Yusuf mempersiapkan gudang-gudang untuk menyimpan makanan untuk musim kemarau mendatang. Berkat kebijaksanaan Nabi Yusuf ketika tiba masa susah masyarakat di Mesir tidak krisis dan tidak kekurangan makanan nya dan terhidar dari kelaparan. Pengangkatan Nabi Yusuf menjadi pejabat Mesir diterangkan didalam (Q.S. Yusuf ayat 54-57)


Pertemuan Yusuf Dengan Saudara-Saudaranya

    Kemudian datanglah orang berduyun-duyun dari kota dan desa-desa pinggiran Mesir bahkan dari pemimpin negara-negara yang berhampiran ke Mesir yang sudah kekurangan makanan bagi rakyatnya, mereka datang bagi mengharapkan pertolongan Nabi Yusuf untuk memberi kesempatan membeli gandum serta lain-lain bahan makanan lainnya yang masih tersedia dalam gudang-gudang pemerintahan. Di antara para pendatang yang ingin berbelanja di Mesir terdapat rombongan orang-orang Palestina termasuk diantara mereka ada saudara-saudara Yusuf sendiri, ialah penyebab utama Yusuf menderita. Yusuf segera mengenali mereka tetapi sebaliknya mereka tidak mengenali Yusuf yang telah mereka lemparkan kedalam sebuah perigi, bahkan tidak terlintas dalam fikiran mereka bahwa Yusuf itu masih hidup hingga saat itu apalagi menjadi sebuah pemimpin besar sebuah negara sebagai wakil raja yang berkuasa mutlak.

    Rombongan itu berkata "Wahai paduka tuan, kami adalah putera-putera Ya'kub yang kesemuanya adalah dua belas orang yang termuda diantara kami putera ayah yang bungsu kami tinggalkan rumah untuk menjaga ayah kami yang telah lanjut usia dan buta pula. Seorang saudara lain telah lama meninggalkan rumah dan hingga saat ini kami tidak mengetahui dimana dia berada, kami datang kemari atas perintah ayah kami, agar memohon pertolongan dan bantuan paduka tuan yang budiman. Kiranya dapat memberi kesempatan memperkenankan kami membeli gandum dari persediaan pemerintahaan tuan guna memenuhi keperluan kami yang sangat mendesak sehubunan dengan krisis bahan makanan yang menimpa daerah kami"

    Berkata Yusuf kepada saudara-saudaranya "Sesungguhnya kami meragukan identitas kalian dan mengasingkan keteranganmu ini, kami tidak dapat mengabaikan bahwa kalian adalah mata-mata yang dikirimkan oleh musuh-musuh kami untuk mengadakan kekecohan dan kekacauan di negeri kami karenanya kami menghendaki bukti-bukti yang kuat atas kebenaran kata-katamu atau membawa saksi-saksi yang kami percaya bahwa kalian memberikan bukti-bukti yang kuat atas kebenaranmu kemudian kami akan percaya bahwa kalian adalah putera-putera Ya'kub"

    Saudara-saudara Yusuf yang lain berkata kepada Yusuf yang tidak mengenali bahwa itu adalah Yusuf "Wahai paduka tuanku yang bijaksana, kami adalah orang-orang musafir dari negeri lain tuan, maka dari itu tidak ada seorang pun yang mengenal kami dan sulit bagi kami membawa bukti atau membawa saksi sebagaimana paduka tuan serukan. Maka kami hanya berpasrah kepada tuan untuk memberi jalan kepada kami dan memberi cara bagaimana kami dapat memenuhi seruan paduka kepada kami"

    Kemudian Nabi Yusuf berkata "Baiklah, kali ini kami memberikan kesempatan kepada kamu untuk membeli gandum dari gudang kami secukupnya untuk keperluan kamu sekeluarga dengan syarat membawa saudara bungsumu yang kamu tinggalkan dirumah, dan jika syarat ini tidak kalian penuhi maka kami tidak akan melayani keperluan kamu akan gandum pada masa selanjutnya. Berkata abangnya Yusuf  "Paduka tuan kami mengira bahwa ayah kami tidak akan mengizinkan kami membawa adik kami yang bungsu itu kesini, karena dialah anak kesayangan ayah kami yang sangat dicintai olehnya dan dialah penghibur ayah yang menggantikan kedudukan saudara kami Yusuf sejak ia keluar dari rumah menghilang tanpa meninggalkan bekas akan tetapi bagaimana pun untuk kepentingan kami sekeluarga, akan kami usahakan sedapat mungkin membujuk ayah kami agar mengizinkan kami membawa adik kami Bunyamin kesini dalam kesempatan yang akan datang"

    Sejak awal Nabi Yusuf tidak memiliki niat didalam hatinya untuk mempersulit abang-abangnya yang sedang memerlukan makanan itu sebagai balas dendam atas perbuatan yang pernah mereka lakukan terhadap dirinya, Yusuf hanya ingin mengetahui kabar tentang ayah dan adiknya bungsunya yaitu Bunyamin yang sudah bertahun-tahun lamanya dia tinggalkan dan hanya sekedar taktik untuk mempertemukan kembali dengan ayah dan saudara-saudaranya yang sudah lama berpisah. Kemudian Yusuf memerintahkan kepada penjaga pegawainya untuk mengisi karung-karung mereka yang kosong dengan makanan yang layak dan banyak, sedangkan emas dan perak yang mereka bawa untuk keperluan membeli makanan itu mereka balikan didalam karung dengan cara diam-diam tanpa diketahui oleh abang-abangnya Yusuf.

    Setibanya di palestin berceritalah mereka kepada sang ayahnya Ya'kub tentang perjalanan mereka dan bagaimana Yusuf menerima mereka, yang dipujinya sebagai penguasa yang bijaksana, adil, sabar dan rendah hati dan sangat ramah-tamah. Tanpa sedikit kesulitan memberikan mereka makanan yang diisikan oleh pegawai-pegawainya kedalam karung mereka. Disampaikan kepadanya bahwa Yusuf mereka diharuskan oleh Yusuf membawa adik bungsu mereka yaitu Bunyamin untuk ikut ke Mesir bila mereka datang kembali untuk membeli makanan yang mereka perlukan karenanya mereka memohon kepada sang ayah dari jauh-jauh hari memohon agar mereka diperkenankan membawa adiknya Bunyamin apabila mereka kembali ke Mesir untuk membeli gandum.

    Berkata Ya'kub kepada putera-puteranya "Tidak sesekali aku akan memberikan kalian izin membawa puteraku ini Bunyamin jauh dari diriku, aku tidak akan mempercayakan Bunyamin kepada dirimu setelah apa yang terjadi kepada adikmu Yusuf yang kamu telah berjanji akan menjaganya baik-baik hingga mengorbankan jiwa ragamu untuk keselamatannya, akan tetapi sebaliknya kalian pulang kerumah dengan keadaan selamat sedang adik kalian Yusuf dimangsa oleh serigala, cukuplah bagiku apa yang telah aku alami mengenai diri Yusuf dan janganlah terulang kembali mengenai diri Bunyamin"

    Ketika karung-karung yang dibawa dari Mesir kerumahnya dibongkar tertanyata didalamnya terdapat barang-barang emas dan perak yang telah diberikan untuk menukar makanan mereka ada didalam karung, mereka seraya bergembira berlari-larilah mereka kepada ayahnya, mereka berkata "Wahai ayah kami tidak berdusta dalam cerita kami ini tentang pemimpin Mesir orang baik hati, lihatlah beberapa emas dan perak ini yang telah kami bayar akan tetapi dia masukan kedalam karung ini tanpa kami ketahui, jadi apa yang kami bawa ini adalah pemberian percuma dari penguasa Mesir yang sangat murah hati itu"

    Dengan diperolehnya gandum bantuan dari putera mereka yang tidak mereka kenali itu keluarga Ya'kub menjadi tenang dan merasa cukup untuk beberapa waktu bahwa api didapur akan tetap menyala akan tetapi persediaaan terbatas itu tidak akan bertahan lama jika tidak disusulkan dengan pengisian stok baru selama musim kemarau belum berakhir, demikianlah Ya'kub yang merasa persediaan makanan makin berkurang dan kemarau masih berkepanjangan dan krisis makanan nampaknya belum usai terpaksalah ia mengutus putera-puteranya kembali ke Mesir untuk memperoleh makanan bekal untuk kedua kalinya kepada Yusuf wakil raja negeri itu, dan karena putera-putera Ya'kub tidak akan berangkat ke Mesir tanpa membawa Bunyamin sesuai janji mereka kepada Yusuf, maka terpaksalah Ya'kub mengizinkan Bunyamin mengikuti rombongan abang-abangnya. 

    Dengan iring-iringan doa serta nasihat sang ayah berangkatlah kafilah putera-putera Ya'kub yang terdiri dari sebelas orang setiba mereka diperbatasan kota berpisahlah mereka menjadi beberapa kelompok yang memasuki kota dari arah yang berlainan sesuai dengan pesan sang ayah mereka untuk menghindari timbulnya iri hati penduduk serta prasangka dan tuduhan sebagai mata-mata musuh.

    Setibanya di istana kerajaan mereka diterima oleh adik mereka sendiri Yusuf yang belum mereka kenali dengan penuh ramah-tamah dan rasa hormat dengan jamuan makan dan bagi mereka disediakan tempat penginapan untuk dua orang dalam satu rumah, sedang adik bungsunya (Bunyamin) diajak oleh Yusuf untuk tinggal di istana. 

    Sewaktu Bunyamin sedang berdua dengan Yusuf kemudian Bunyamin berkata kepada Yusuf "Seandainya abangku (Yusuf) masih hidup, niscaya engkau akan menempatkanku bersama dengan nya disebuah rumah tersendiri sebagaimana saudara-saudaraku yang lain" Yusuf kemudian menghibur hati adiknya (Bunyamin) "Sukakah engkau bila aku menjadi abangmu yang menggantikan abangmu yang hilang itu?" kemudian Bunyamin menjawab "Tentu namun sayang sekali bahwa engkau tidak dilahirkan oleh ibuku dan ayahku Ya'kub dan Rahel"

    Mendengar kata-kata adiknya itu yang menyesakan hati Yusuf kemudian mengucurlah air mata Yusuf lalu memeluk adiknya sambil mengaku bahwa dia adalah Yusuf abangnya yang hilang itu, kemudian ia menceritakan kepada adiknya penderitaan-penderitaan yang telah ia alami sejak dicampakkan dalam perigi dan diperjual-belikan sebagai hamba sahaya dan ditahannya didalam penjara selama bertahun-tahun tanpa melakukan dosa atau salah apapun dan akhirnya berkat rahmat dan karunia tuhan diangkatlah ia sebagai wakil raja yang berkuasa mutlak. 

    Yusuf mengakhiri beritanya dengan berpesan kepada adiknya agar merahasiakan apa yang telah ia dengar dan jangan sampai saudara-saudaranya yang lain mengetahui tentang rahasia ini. Alangkah gembiranya Bunyamin mendengar cerita abangnya yang selalu dikenangnya semenjak kehilangannya meninggalkan rumah bersama-sama saudara-saudaranya setelah bertahun-tahun yang telah dipikir telah meninggal. 

    Bunyamin segera memeluk abangnya kembali seraya berkata "Aku tidak dapat membayangkan betapa gembiranya ayah bahwa bila ia mendengar kabarmu jika engkau masih hidup dalam keadaan segar bugar, sehat wal afiat, menguasai kerajaan besar, tinggal didalam istana yang megah dan segala kemewahan ada disini, sebab sejak kepergianmu ayah selalu menangisimu dan selalu diliputi oleh rasa duka dan sedih, tidak pernah sedikitpun bayangmu lepas terlepas dari ingatannya. Demikianlah keadaan ayah kami wahai Yusuf sejak engkau menghilang dari rumah hingga kedua mata ayah (Ya'kub) menjadi putih karena tidak berhenti-henti menangisi kepergianmu" Pertemuan Yusuf dengan saudaranya diterangkan dalam (Q.S. Yusuf ayat 58-69)


Nabi Yusuf Menjadikan Bunyamin Sebagai Tahanan

    Yusuf menerima saudara-saudaranya menjadi tamu kerajaan selama 3 hari 3 malam setelah selesai masa bertamu bersiap-siaplah mereka untuk pulang kembali ke negerinya, sesudah karung-karung mereka diisi penuh dengan makanan dan perbekalan untuk keperluan mereka dirumah. Setelah berjabat tangan meminta diri dari Yusuf bergeraklah kafilah itu sempat melewati batas kota, tiba-tiba pengawal kerajaan dari istana memerintahkan untuk berhenti dan dilarang untuk meneruskan perjalan sebelum diadakan pemeriksaan terhadap barang-barang yang telah mereka bawa, para pengawal kerajaan mengatakan bahwa sebuah piala gelas di kerajaan telah hilang dan mungkin salah seorang dari kalian telah mencurinya. 

    Para kafilah itu berhenti ditempat dan dengan heran berkatalah juru cakap mereka "Demi Allah kami datang kemari bukannya untuk mengacau dan sangat tidak mungkin bahwa salah seorang dari kami melakukan pencurian kepada piala itu, kami adalah putera-putera Ya'kub pesuruh Allah SWT, kami sudah merasa berhutang budi kepada raja dan berterimakasih banyak atas bantuan yang telah diberikan kepada kami, apakah kami akan membalas kebaikan hati raja dengan mencuri barang-barangnya? namun untuk membenarkan kata-kata kami, kami tidak keberatan bila karung-karung dan barang-barang kami dibongkar dan digeledah sepuas-puasnya. Dan bila ternyata terdapat ada salah seorang daripada kami yang kedapatan piala itu di dalam kumpulan barang-barangnya kami rela menyerahkannya kepada raja untuk diberi ganjaran yang setimpal"

    Kemudian penggeledahan dilakukan oleh para pengawal raja barang-barang serta karung-karung yang mereka bawa diturunkan dari atas punggung unta lalu dibongkarlah dan diperiksa. Setelah itu berteriaklah salah satu pengawal kerajaan "Inilah dia piala yang hilang". Para anggota rombongan terkejut, mengangakan mulut, dan saling menatap satu dengan yang lain terheran-heran seakan akan masing-masing bertanya kepada diri sendiri gerangan musibah apakah yang menimpa mereka? sangatlah berat bagi mereka bahkan tidak mungkin mereka merusak nama baik keluarga mereka sendiri namun apa yang mereka saksikan dengan mata kepala mereka sendiri masing-masing tidak dapat dipungkiri dan ditolak kebenarannya. 

    Bertanyalah seorang ketua dari pengawal "Darimanakah engkau mendapatkan piala itu?" kemudian mereka menunjukan kepada ketuanya ke salah satu bagasi yang mana bagasi itu adalah bagasi milik Bunyamin adik mereka yang paling kecil. Maka sesuai dengan perjanjian dan persetujuan yang telah disepakati ditahanlah Bunyamin dan tidak diizinkan menyertai rombongan itu pulang.

    Setelah itu terbayanglah wajah ayah mereka (Ya'kub) yang sedang buta dan mengidap penyakit karena tidak henti-hentinya mengenangkan dan mengingat Yusuf seorang ayah yang dengan susah payah dan dengan rasa berat hati melepaskan Bunyamin menyertai mereka ke Mesir karena khawatir terulang nya peristiwa pada masa lalu kemudian terjadi lagi dan dialami oleh anak bungsu nya Bunyamin. 

    Bagaimana mereka harus menghadapi ayahnya yang telah mereka berjanji teguh diatas nama Allah untuk keselamatan adiknya Bunyamin itu dan membawanya kembali? dan apakah ayahnya akan mempercayai bila diberitakan tentang yang sebenernya terjadi dan Bunyamin telah ditahan di Mesir karena mencuri piala sang raja? dan tidakkah berita itu kelak akan menjadi penyakit ayah mereka makin parah, bahkan munkin akan membinasakan dan mengakhiri hayatnya? Selagi pertanyaan-pertanyaan itu ada di kepala mereka Bunyamin termenung seorang diri dan tidak dapat bicara sepatah kata pun ia juga keheranan kenapa ada piala sang raja di bagasi nya ia ingin menolak atas tuduhan itu akan tetapi akan sia-sia bahkan akan membuat pengawal raja menjadi jengkel dan marah kepadanya karena bukti yang sudah ada di hadapan mereka ia hanya berpasrah kepada Allah SWT untuk membersihkan nya atas tuduhan mencuri itu.

    Kemudian para rombongan itu menghadap kepada Yusuf untuk memohon kebijaksanaannya agar menerima salah seorang daripada mereka untuk menggantikan Bunyamin sebagai tahanan berkatalah mereka kepada Yusuf "Wahai paduka tuan kami sadar bahwa adik bungsu kami bersalah dan kami tidak dapat mempungkiri kenyataan yang telah kami saksikan dengan mata kepala kami sendiri ketika piala itu berada dalam bagasinya, akan tetapi kami memohon kebijaksanaan dan belas kasihan tuan kepada adik bungsu kami agar adik kami Bunyamin meninggalkan Mesir dan pulang bersama kami dan sebagai gantinya salah seorang dari kami yang akan menggantikan hukumannya.

    Sebab bila rombongan kami pulang tanpa Bunyamin maka hal itu akan sangat menyedihkan hati ayah kami bahkan mungkin membinasakan jiwanya ayah kami yang telah lanjut usia hampir satu abad berada didalam keadaan sakit sejak kehilangan putera kesayangannya Yusuf adalah adik kami Bunyamin ini menjadi penggantinya sebagai penghibur hatinya yang dirundung duka dan sedih sepanjang hayatnya ia bahkan tidak mengizinkan kami membawanya kemari kalau tidak karena terpaksa telah berkurangnya persediaan makanan kami dirumah, maka kami sangat harapkan belas kasihan paduka tuan kepada ayah kami dengan melepaskannya Bunyamin dan menahan salah satu seorang dari kami sebagai gantinya"

    Yusuf menolong permohonan abang-abangnya dan berpegang teguh pada kesepakatan yang telah disetujui bahwa barang siapa yang melakukan pencurian maka akan ditahan. Dalam permusyawarahan yang telah dilakukan oleh abang-abang Yusuf telah gagal memperoleh persetujuannya melepaskan Bunyamin dari tahanan, berkatalah Yahudza saudara tertua diantara mereka "Aku tidak mempunyai muka untuk menghadap ayah tanpa Bunyamin, kami telah mendurhakai ayah dengan melemparkan Yusuf kedalam perigi sehingga menjadikan ayah kami buta dan menderita sepanjang hayat dan kini kami menambahkan penderitaanya dengan meninggalkan Bunyamin seorang diri tanpa kami mengetahui nasib apa yang akan dialaminya sedang kami telah bersumpah dan berjanji untuk menjaganya dan membawanya pulang kembali apapun yang terjadi kami akan menjaganya. 

    Karenanya aku akan tinggal disini untuk sementara dan tidak akan pulang kerumah sebelum ayah memanggilku dan mengizinkanku kembali, pergilah kalian menghadap ayah dan ceritakanlah apa yang sebenarnya terjadi dan bila ayah tidak mempercayaimu disebabkan pengalamannya dengan Yusuf, maka biarlah ia menanya kepada kafilah-kafilah dan orang-orang yang telah menyaksikan peristiwa penggeledahan dengan mata kepala mereka sendiri ditempat kami ditahan.

    Berangkatlah Kafilah Ya'kub kembali ke tanah airnya dengan hanya terdiri dari 9 orang meninggalkan di belakang mereka abang sulungnya Yahudza dan adik bungsunya Bunyamin. Setiba mereka sampai dirumah hanya 9 orang dan menghadap sang ayah menceritakan semuanya yang telah terjadi dengan sebenar-benarnya apa yang telah terjadi pada Bunyamin dan Yahudza, Nabi Ya'kub berkata seraya berpaling daripada mereka dan mengusap dada "Ohh alangkah sedihnya hatiku karena hilangnya Yusuf yang masih terbayang wajahnya didepan mataku, kini kamu tambah lagi penderitaanku dengan meninggalkan Bunyamin di negeri orang untuk kedua kalinya kamu melanggar janji dan sumpahmu sendiri dan untuk kedua kalinya aku kehilangan putera yang amat aku sayangi dan aku cintai dan hanya dirimulah yang memandang baik perbuatan itu, semoga Allah memberi kesabaran kepadaku dan mempertemukanku dengan anak-anakku semuanya" 

    Kemudian berkata para putera-putera Ya'kub "Wahai Ayah demi Allah engkau akan mengidap penyakit yang berat dan akan binasalah engkau bila engkau terus menerus mengenang Yusuf dan tidak berusaha menghilangkan bayangannya dari fikiranmu" Menjawab teguran putera-puteranya itu berucaplah Ya'kub "Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan nasib ku, kesusahan dan kesedihanku aku mengetahui dari Allah yang tidak kamu ketahui darinya" Kemudian mengenai diri Bunyamin yang ditahan oleh para pengawal-pengawal kerajaan maka sepeninggalan abang-abangnya oleh Yusuf diberitahu bahwa piala raja itu memang sengaja ditaruh oleh pengawal kerajaan untuk membesarkan hati Bunyamin bahwa suatu saat nanti keluarganya semua akan bertemu dan berkumpul kembali di kerajaan. Cerita ini diterangkan dalam (Al-Qur'an Surah Yusuf ayat 70-86)


Berkumpulnya Keluarga Ya'kub

    Sejak kembalinya putera-puteranya Ya'kub dari mesir tanpa Bunyamin dan Yahudza, maka duka dan nestapa dan kesedihan Ya'kub makin mendalam dan menyayat hati ia tidak merasakan tidur bermalam-malam, mengenangkan ketiga puteranya yang tidak berketentuan nasib dan tempatnya ia hanya merasa terhibur bila ia sedang menghadap kepada Allah SWT bersolat, bersujud seraya memohon kepada Allah agar mengaruniayi kesabaran dan keteguhan iman menghadapi ujian dan percobaan yang sedang ia alami. 

    Ia kadang kala berkhalwat seorang diri melepaskan air matanya bercucuran sebebas-bebasnya untuk melegakan dadanya yang sesak. Fisik Nabi Ya'kub makin hari semakin memburuk tubuhnya menjadi lemah ditambah pula dengan kebutaannya hal tersebut membuat putera-puteranya semakin khawatir terhadap kelangsungan hidupnya mereka menegur ayahnya dengan mengatakan "Wahai ayah! ayah adalah seorang nabi sekaligus pesuruh Allah SWT yang daripadanya diturunkan wahyu-wahyu dan daripadanya kami mendapat tuntunan dan ajaran beriman sampai kapankah ayah akan bersedih hati dan mengucurkan air matanya mengenangkan Yusuf dan Bunyamin, tidakkah cukup sudah bahwa banda ayah hanya tinggal kulit dan tulang diatas tanah dan mata ayah menjadi buta? kami sangat khawatir bahwa ayah akan menjadi binasa bila tidak menyadarkan diri dan berhenti mengenangkan Yusuf dan Bunyamin". 

    Kemudian Ya'kub menjawab "Kata-kata teguranmu bahkan menambahkan kesedihan hatiku dan bahkan membangkitkan kembali kenangan-kenanganku kepada masa yang lalu, dimana semua anak-anakku berkumpul didepan mataku. Aku berkeyakinan bahwa Yusuf masih hidup dan suara hatiku membisikkan kepadaku bahwa ia masih berkeliaran diatas bumi Allah ini, namun dimana ia berada dan nasib apa yang ia alami hanya Allah lah yang mengetahuinya. Bila kamu benar-benar sayang kepadaku dan ingin melegakan hatiku serta menghilangkan rasa sedih dan dukaku, pergilah kamu merantau mencari jejak Yusuf dan berusahalah untuk menemuinya dan setidak-tidaknya mendapat keterangan dimana ia berada sekarang dan jangan sesekali berputus asa karena hanya orang-orang kafirlah yang berputus asa dari rahmat Allah SWT"

    Seruan Ya'kub diterima dan dipertimbangkan oleh anak-anaknya dan diterimalah sarannya setidak-tidaknya ia sekedar membesarkan hati sang ayah dan meredakan rasa pedih yang ada di hatinya yang berlarut-larut, dan sekalipun mereka merasa tidak mungkin untuk menemukan Yusuf dalam keadaan hidup namun bila mereka berhasil membujuk hati penguasa Mesir mengembalikan adiknya Bunyamin maka hal itu cukup merupakan penghibur hati sang ayah dan merupakan obat yang dapat meringankan rasa sakit hatinya. Rancangan perjalanan dirundingkan dan terpilihlah Mesir sebagai tujuan utama perjalanan mereka mencari jejak Yusuf sesuai dengan seruan ayahnya dengan maksud sampingan membeli gandum untuk mengisi persediaan yang sudah berkurang.

    Tibalah kafilah putera-putera Ya'kub di Mesir untuk ketiga kalinya dan dalam pertemuan itu mereka dengan Yusuf wakil raja Mesir yang berkuasa, berkatalah juru cakap mereka "Wahai paduka tuan keadaan hidup yang sulit dan melarat di negeri kami yang disebabkan oleh kekeringan dan krisis bahan makanan yang belum teratasi memaksa kami datang kembali untuk ketiga kalinya mengharapkan bantuan dan murah hati paduka tuan, kedatangan kami kali ini juga untuk mengulang permohonan kami kepada paduka tuan dapatlah kiranya adik bungsu kami Bunyamin dilepaskan untuk kami bawa kembali  kepada ayah kami yang sudah kurus kering dan buta dan sakit-sakitan sejak Yusuf abangnya Bunyamin hilang, kami sangat mengharapkan kebijaksanaan paduka tuan agar melepaskan permohonan kami ini, kalau-kalau dengan kembalinya Bunyamin kepada pangkuan ayahnya dapat meringankan penderitaan hatinya dan batinnya serta memulihkan kesehatan badannya yang hanya tinggal kulit yang melekat pada tulangnya.

    Kata-kata yang diucapkan oleh abangnya menimbulkan rasa haru pada diri Yusuf dan menyasar di lubuk hatinya menjadikan ia merasa sudah tiba tepat masanya untuk mengenalkan diri pada saudara-saudaranya dan dengan demikian akan dapat mengakhiri penderitaan ayahnya yang malang itu. Berucaplah Yusuf kepada saudara-saudaranya secara mengejek "Masih ingatkah kamu apa yang telah kamu lakukan kepada adik Yusuf tatkala kamu memperturutkan hawa nafsumu dengan melemparkannya kedalam perigi di suatu tempat terpencil? dan masihkah teringatkan olehmu tatkala seorang daripadamu memegang Yusuf dengan tangannya yang kuat dan menanggalkan pakaiannya dari tubuhnya lalu dalam keadaan telanjang bulat dia di tinggalkannya ia seorang diri didalam perigi yang gelap dan kering itu, lalu tanpa menghiraukan ratap tangisnya kalian pulang kerumah dengan rasa puas seakan-akan kamu telah membuang sebuah benda atau seekor binatang yang tidak patut dikasihani dan dihiraukan nasibnya?"

    Mendengar kata-kata yang diucapkan oleh wakil raja mesir itu tercenganglah para saudara Yusuf bertanya-tanya kepada diri masing-masing seraya memandang antara satu dengan yang lainnya bagaimana peristiwa itu sampai diketahui oleh sang wakil raja secara terperinci sedangkan peristiwa itu mereka rahasiakan secara ketat dan tidak ada seorang pun dari mereka membocorkan rahasianya kepada orang lain juga kepada Bunyamin pun yang sedang berada didalam istana raja, kemudian masing-masing dari mereka menyorotkan matanya, mulutnya dan seluruh tubuhnya dari kepala sampai ke kaki dicarinya ciri-ciri khas yang mereka ketahui berada pada tubuh Yusuf semasa kecilnya, lalu berbisik-bisiklah mereka dan sejurus kemudian keluarlah dari mulut mereka secara serentak suara teriakan "Engkaulah Yusuf" Yusuf menjawab "Benar! engkau telah benar-benar mengenalku sekarang, akulah Yusuf dan ini adalah adikku setunggal seayah dan seibu denganku (Bunyamin). 

    Demi Allah dengan rahmatnya yang telah mengakhiri segala penderitaanku dan segala ujian berat yang telah aku alami dan dengan rahmatnya pula kami telah dikaruniai nikmat rezeki yang berlimpah ruah dan penghidupan sejahtera, demikianlah barangsiapa yang bersabar, bertaqkwa serta bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan ganjarannya"

    Setelah mendengar pernyataan Yusuf berubahlah wajah mereka menjadi pucat terbayang didepan mereka apa yang telah mereka perbuat terhadap diri adik mereka sendiri, Yusuf yang berada didepan mereka sebagai wakil raja Mesir yang berkuasa penuh, mereka gelisah tidak dapat membayangkan pembalasan apa yang akan mereka dapat atas dosa yang telah mereka perbuat. Berkatalah mereka (Saudara-saudara Yusuf) dengan nada yang rendah "Sesungguhnya kami telah berdosa terhadap dirimu dan bertindak kejam ketika kami melemparkanmu kedalam dasar telaga, kami melakukan perbuatan keji itu terdorong oleh hawa nafsu kami dan juga bisikan syaitan terkutuk yang berada didalam hati kami, kami sangat sesalkan peristiwa yang terjadi itu yang berakibat penderitaan bagimu dan juga penderitaan yang dirasakan oleh ayah kami akan tetapi kini tampak kepada kami kelebihanmu diatas diri kami dan bagaimana Allah telah mengkaruniakan nikmatnya kepadamu sebagai ganti penderitaan yang disebabkan oleh perbuatan yang durhaka terhadap dirimu maka terserah kepadamu untuk tindakan pembalasan apakah yang akan engkau timpakan kepada kami yang telah berdosa dan mendurhakaimu."

    Berucaplah Yusuf mententramkan hati saudara-saudaranya yang sedang ketakutan "Tidak ada manfaatnya menyesalkan apa yang sudah terjadi dan menggugat kejadian-kejadian yang telah lalu, cukuplah sudah bila itu semua menjadi pengajaran bahwa mengikuti hawa nafsu dan suara syaitan selalu akan membawa penderitaan dan mengakibatkan kebinasaan di dunia maupun di akhirat. Mudah-mudahan Allah mengampuni segala dosamu, karena dialah yang maha penyayang lagi maha pengampun, pergilah kamu sekarang juga kepada ayah dengan membawa baju kemejaku ini usapkanlah kepada kedua matanya yang insyaAllah akan menjadi terang kembali, kemudian bawalah ia bersama semua keluarga ke sini secepat mungkin"

    Maka berangkatlah kafilah putera-putera Ya'kub dengan diliputi rasa haru bercampur gembira, kembali menuju ke Palestin membawa berita gembira bagi ayah mereka yang sedang menanti hasil usaha pencarian Yusuf yang disarankannya, dan selagi kafilah sudah mendekati akhir perjalanannya dan hampir memasuki Palestin ayah mereka Nabi Ya'kub memperoleh firasat bahwa pertemuannya dengan Yusuf putera kesayangannya sudah berada di ambang pintu, firasat itu ia peroleh sewaktu ia sedang berkhalwat seorang diri di mihrab tempat ibadahnya bermunajat kepada Allah, berdzikir, bersujud seraya melepaskan air matanya bercucuran dan suara tangisannya menggema di seluruh sudut rumah, sekonyong-konyong suara tangisannya berbalik menjadi gelak tertawa, air matanya yang bercucuran dan keluarlah ia dari mihrabnya berteriak 

    "Aku telah mencium bau tubuh Yusuf dan aku yakin bahwa aku akan menemuinya dalam waktu dekat, ini bukanlah khayalan dan bukan pula bawaan kelemahan ingatan yang selalu kamu tuduhkan kepadaku", kemudian berhentilah kafilah didepan pintu rumah dan turunlah putera-putera Ya'kub dari atas unta masing-masing, beramai-ramai memasuki kedalam rumahnya dan memeluk sang ayah sambil mengusapkan kemeja Yusuf pada kedua belah matanya, seketika itu terbuka lebarlah kedua mata Ya'kub memandang wajah putera-puteranya dan mendengar kisah perjalanan putera-puteranya dan bagaimana mereka telah menemukan Yusuf bersama adiknya Bunyamin, disampaikanlah pula kepada ayah seruan dan undangan kepadanya untuk berhijrah dan tinggal di istana Mesir dan segera berkemas-kemaslah Ya'kub membawa barang dan menyiapkan diri untuk berhijrah ke Mesir.

    Dirangkulnya lah sang ayah oleh Yusuf seraya mengucurkan air matanya setibanya Ya'kub di istana bersama seluruh keluarga demikian pula sang ayah tidak ketinggalan mengucurkan air matanya namun kali ini adalah air mata suka dan bahagia gembira, semuanya segera merebahkan diri bersujud sebagai tanda syukur kepada Allah serta penghormatan bagi Yusuf, kemudian dinaikanyalah ayah dan ibu tirinya yang juga saudara ibunya Yusuf keatas singgahsana seraya berkata "Wahai ayahku inilah dia tabir mimpiku yang dahulu itu menjadi kenyataan dan tidak kurang-kurang rahmat dan karunia Allah kepadaku yang telah mengangkatku dari dalam perigi, mengeluarkanku dari dalam penjara dan mempertemukan kami semua setelah syaitan telah merusakkan hubunganku dengan saudara-saudaraku, sesungguhnya Allah maha lembut terhadap apa yang dia kehendaki dan sesungguhnya dialah yang maha mengetahui lagi maha bijaksana" 

    Kemudian Yusuf mengangkat kedua tangannya berdoa "Ya tuhanku engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan mengajarkan kepadaku pengetahuan serta kepandaian mentabirkan mimpi, ya tuhanku pencipta langit dan bumi engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam, beriman dan bertakwa dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shaleh" kejadian ini diterangkan dalam (Q.S.Yusuf ayat 87-101)

Kisah Lengkap Cerita Nabi Muhammad SAW

  Nabi Muhammad SAW      Muhammad adalah seorang pemimpin agama, sosial, politik, dan penegak agama Islam. Menurut keyakinan umat Islam dia ...

Terpopuler