Tampilkan postingan dengan label Menerima Wahyu Kitab Taurat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Menerima Wahyu Kitab Taurat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 16 Januari 2024

Kisah Lengkap Cerita Nabi Musa AS

 

Kerajaan Firaun Mesir

    Pada masa kerajaan Mesir Kuno berkuasalah seorang raja Firaun (Ramses II), selama masa pemerintahan nya semua hidup dibawah tekanan Firaun dan raja Firaun terkenal dengan raja tangan besi semua yang menjadi keinginan nya harus dilaksanakan dan dia juga mengaku sebagai tuhan. Mulanya suatu ketika Firaun bermimpi pada saat tidurnya ia melihat api yang berasal dari baitul maqdis yang kemudian api tersebut membakar Mesir tapi pada saat itu api tersebut tidak membuat bahaya dan mencelakakan Bani Israil. Setelah terbangun dari tidurnya Firaun memanggil kaki tangan nya yang juga ahli Nujum dan beberapa tukang sihir dan meminta mereka untuk menjelaskan apa maksud dari mimpinya itu. 

    Mereka pun bercerita bahwa arti dari mimpinya itu adalah akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan menghancurkan Mesir dan bayi ini berasal dari Bani Israil juga, sejak saat itulah Firaun seorang raja yang bengis memerintahkan seluruh bala tentaranya untuk meniadakan setiap bayi laki-laki yang lahir di Bani Israil, bayangkan betapa bengis dan kejamnya dia sampai membunuh para bayi-bayi yang tidak bersalah dan berdosa. Firaun meminta bala tentaranya untuk membunuh seluruh bayi laki-laki tanpa terkecuali lalu lahirlah Nabi Musa AS yang juga berasal dari kalangan Bani Israil.


Kelahiran Nabi Musa AS

    Sebenarnya nama ibu Nabi Musa masih diperdebatkan oleh para ulama ada yang mengatakan Mihyanah binti Yashar bin Lawi ada yang menyebut Yukhabidz binti Lawi bin Ya'kub, Yuhanidz, Yarikha dan ada pula yang mengatakan Yarikhat. Perbedaan pendapat ini disebabkan karena baik didalam Al-Qur'an maupun hadist tidak disebutkan secara jelas nama ibu Nabi Musa AS, namun Yukabid adalah nama yang paling sering muncul. 

    Ibu Nabi Musa ini lahir dan tumbuh di Mesir dia tergolong perempuan yang mulia dilihat dari nashab dan budi pekertinya dia menikah dengan Imran bin Qahat bin Lawi bin Ya'kub sedangkan saudara perempuan Nabi Musa bernama Maryam binti Imran sama seperti nama ibu Nabi Isa AS namun ada juga yang berpendapat namanya adalah Kultsumah atau Kultsum. Nama Maryam berasal dari kata 'Mar' dalam bahasa ibrani berarti 'air' kehidupannya memiliki asosiasi yang kuat dengan air yaitu saat memantau bayi Musa di Sungai Nil dan juga saat memimpin kaum perempuan menyebrangi Laut Merah bersama Musa dan umatnya.

    Kisah tentang ibu Musa dan saudara perempuannya hanya disebutkan dua kali didalam Al-Qur'an pertama terdapat didalam (Q.S.Thaha ayat 36-40) "Sesungguhnya telah dikabulkan permintaanmu hai Musa sebagai anugerah kami kepada kamu dan sesungguhnya kami telah beri nikmat kepadamu pada kesempatan yang lain (Sebelum ini) yaitu ketika kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan yaitu letakkanla dia (Musa) didalam peti kemudian hanyutkanlah dia ke Sungai Nil maka biarlah arus sungai itu membawanya ke tepi dia akan diambil oleh Firaun musuhku dan musuhnya, aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dariku dan agar engkau diasuh di bawah pengawasanku, yaitu ketika saudara perempuanmu berjalan lalu dia berkata kepada keluarga Firaun bolehkah saya menunjukan kepada kalian orang yang akan memeliharanya yang kemudian usulnya itu diperkenankan oleh keluarga Firaun maka segera Maryam mendatangkan ibunya lalu Nabi Musa menerima air susunya maka kami mengembalikannya kepada ibumu agar senang hatinya kerena bertemu kembali denganmu dan tidak berduka cita dan kamu pernah membunuh seorang manusia lalu kami selamatkan kamu dari kesusahan dan kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan

    Dan yang kedua terdapat dalam (Q.S. Al-Qasas ayat 7) "Dan kami ilhamkan kepada ibunya Musa Susuilah dia (Musa) dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil) dan janganlah engkau takut dan jangan pula bersedih hati sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu dan menjadikan nya seorang Rasul"

    Setelah Musa lahir sebagai seorang ibu tentu ia sangat khawatir dan gelisah mengenai nasib anaknya ia juga takut para bala tentara tersebut akan membunuh anak lelakinya jika Firaun mengetahui perihal putranya yang baru saja lahir. Allah pun akhirnya memberi ilham kepada ibunya Musa unutk menghanyutkan bayi Musa ke Sungai Nil dan Allah yang berjanji akan mengembalikannya pada suatu hari nanti. 

    Muara sungai tempat Musa dihanyutkan ternyata sampai di istana Raja Firaun setelah itu entah kebetulan atau keajaiban bayi Musa yang mungil dan lucu ditemukan oleh Istri sang raja. Istri Firaun itu bernama Aisyah binti Muzahim bin Ubaid bin Al-rayyan bin Al-walid, setelah menemukan bayi laki-laki mungil itu Aisyah berkata pada suaminya "Sesungguhnya dia penyejuk mata dan hati bagiku dan bagimu dan janganlah kamu membunuhnya mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita angkat dia sebagai anak kita" akhirnya Aisyah lah yang mengasuh dan merawat Musa kecil dengan memberikan Musa ASI dari perempuan yang juga sedang menyusui pada saat itu. Namun, keanehan muncul saat Musa akan diberikan ASI oleh para ibu-ibu yang sedang menyusui juga Musa tidak mau menyusu pada mereka.

    Dan hati ibu Musa menjadi kosong dan hampa sejak kepergian Musa hampir saja Ibu Nabi Musa ingin membuka rahasia bahwasannya dialah ibu aslinya seandainya tidak diteguhkan hatinya agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah) kemudian ibu Musa memerintahkan kepada Maryam untuk menemukan adik saudaranya itu "Ikutilah dia (Musa)" maka kelihatan olehnya dari jauh sedang mereka tidak menyadarinya, lalu Maryam mencegah Musa untuk menyusu kepada para ibu yang juga sedang mencoba menyusui Musa berkatalah Maryam "Maukah aku tunjukan kepadamu keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya (Musa)? 

    Aisyah kemudian setuju dan meminta Maryam untuk membawa perempuan tersebut. Maka dikembalikan Musa kepada ibu kandungnya yang datang dan menawarkan diri untuk menyusuinya lalu keajaiban terjadi bayi Musa sangat lahap meminum susu dari ibunya dan hal itu membuktikan janji yang Allah berikan kepada ibu Musa disinilah ibu Musa bertemu kembali dengan Musa dia menyadari bahwa janji Allah itu nyata dan bahkan tak perlu menunggu hingga bertahun-tahun untuk dipertemukan kembali dengan anaknya, menyusui dan merawatnya sampai dewasa. Ketegaran hati dan ketabahan hati ibu Musa dan ketaatan kakak perempuannya yang bisa diambil hikmahnya.


Nabi Musa Lari Ke Madyan Dan Bertemu Nabi Syuaib AS

    Nabi Musa melakukan pelarian ke wilayah Madyan kemudian disana ia bertemu dengan Nabi Syuaib AS sejak kelahirannya Musa menjadi anak angkat Firaun dengan Aisyah selama beberapa tahun hingga ia beranjak remaja. Pada suatu ketika Musa mendapati dua orang yang sedang berkelahi saat ia berjalan-jalan di Kota. 

    Orang pertama berasal dari pasukan Firaun dan orang kedua berasal dari Bani Israil setelah itu ia pun membantu orang yang berasal dari Bani Israil dan memukul orang dari pasukan Firaun sampai orang itu meninggal di tempat. Musa takut Firaun memarahinya karena salah satu dari pasukannya tewas di tangannya, ia pun melarikan diri ke Kota Madyan dan ditengah perjalannya ia bertemu kelompok orang yang berebutan untuk mengambil minum di sumur yang akan diberikan pada hewan ternaknya.

    kemudian Musa pun membantu mereka untuk memberi minum pada hewan-hewan ternaknya setelah itu ia pun mengantarkan mereka pulang kerumah dan ternyata mereka adalah putri dari Nabi Syuaib AS. Kemudian Musa pun menceritakan pelarian nya kepada Nabi Syuaib dan salah satu nabi tersebut meminta Nabi Musa untuk menggembalakan hewan ternak yang ia punya Musa pun menerima permintaan tersebut.

    Pada saat itu Nabi Syuaib berkata pada Musa bahwa jika ia berhasil menggembala hewan ternak selama 8 tahun lamanya maka Musa diberi pilihan untuk menikahi salah satu putrinya tapi jika Musa berhasil menggembala sampai 10 tahun lamanya ia diizinkan untuk memilih salah satu putrinya untuk dijadikan istri keduanya. Kemudian Nabi Musa menjadi menantu Nabi Syuaib, Seiring berjalannya waktu kisah Nabi Musa berlanjut ke waktu menggembala hewan ternak Nabi Syuaib sampai 10 tahun lamanya. 

    Musa pun teringat dengan kekejaman Firaun dan bala tentaranya yang terus menerus menindas Bani Israil Musa pun menyampaikan keinginan pada Nabi Syuaib untuk kembali ke tempat asalnya dengan tujuan menyelamatkan kaumnya dari penindasan yang dilakukan oleh Firaun dan Nabi Syuaib mengizinkan Musa untuk kembali ke kota asalnya yaitu Mesir.


Musa Menerima Wahyu Kitab Taurat Di Gunung Tursina (Sinai)

    Saat itu Nabi Musa sudah menikah dengan anak dari Nabi Syuaib AS yang bernama Shafura kemudian mereka berdua menuju ke Negri Mesir ketika mereka tiba di sebuah bukit saat malam tiba ia melihat sebuah cahaya dan Musa mendekati asal dari sinar cahaya tersebut setibanya disana terdengar sebuah suara yang menuju ke arah Musa wahyu yang diterima saat itu "Musa kamu sedang berada di lembah suci lepaskanlah terompah yang kamu kenakan dan kamu menjadi rasul utusanku" selama 40 hari 40 malam berdialog kepada Allah hingga timbul dari hati Musa bahwa ia ingin melihat wujud Allah hal tersebut diterangkan dalam (Q.S. Al-A'raf ayat 143). 

    Musa berkata "Ya tuhanku tampakanah diri engkau kepadaku agar aku dapat melihat kepada engkau" Allah berfirman "Kamu sesekali tidak sanggup melihat-ku tapi lihatlah bukit itu maka jika ia tetap di tempatnya (Sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihatku" Tatkala tuhannya menampakan diri kepada gunung Sinai itu dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun pingsan. Setelah Musa sadar kembali ia berkata "Maha suci engkau, aku bertaubat kepada engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman"

    Kemudian Nabi Musa berencana untuk meminta Nabi Harun AS membantunya untuk berdakwah pada Firaun karena Musa mengalami kecacatan yang disebabkan oleh memakan bara api, lidah Nabi Musa cedal karena api yang dulu pernah Musa letakkan di lidahnya saat Firaun hendak menguji akalnya hal itu terjadi setelah Nabi Musa AS kecil menarik jenggot Firaun hingga Firaun bermaksud membunuhnya.

    Istri Firaun yang bernama Aisyah mengkhawatirkan Musa lalu berkata pada suaminya bahwa "Dia masih kecil". Firaun kemudian menguji Musa kecil dengan buah dan bara api di hadapannya, Musa kecil bermaksud untuk meraih buah-buahan tetapi tangannya dialihkan oleh malaikat lalu Musa mengambil bara api dan ia letakkan di lidahnya, akibat terkena bara api ini kemudian lidahnya menjadi cedal. Setelah menjadi Nabi, Musa meminta kepada Allah SWT agar kekakuan di lidahnya dihilangkan sebagian sebatas agar kata-kata yang disampaikan Musa dapat dimengerti oleh orang lain dan tidak meminta dihilangkan secara total. 

    Karena itu Firaun menghina tutur kata Nabi Musa AS kejadian ini diabadikan didalam (Q.S. Az-Zukhruf ayat 51-52) Dan Firaun berseru kepada kaumnya seraya berkata "Hai kaumku bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan bukankah sungai-sungai yang mengalir ini dibawahku maka apakah kamu tidak melihatnya? Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan perkataannya?"

    Setelah menerima wahyu Nabi Musa AS melanjutkan perjalanannya menuju Mesir setelah sampai disana Nabi Musa menemui ibu kandungnya dan juga menemui Nabi Harun AS untuk membantunya didalam berdakwah dan menyampaikan ajaran untuk menyembah kepada Allah SWT tuhan semesta alam. Setelah itu ia menemui Raja Firaun dan mengajaknya untuk ikut menyembah Allah SWT tapi tentu saja Firaun menolaknya dengan mentah-mentah dan ia meminta bukti bahwa Musa sudah diangkat menjadi seorang Nabi (Utusan Allah) dengan cara menunjukan mukjizatnya. Tapi Firaun menyuruh tukang-tukang sihirnya untuk melemparkan tali yang dimana tali-tali itu berubah menjadi ular.


Nabi Musa Melawan Tukang Sihir Fir'aun

    Allah SWT pun mewahyukan kembali Nabi Musa untuk melemparkan kembali tongkat yang ada ditangannya Musa, setelah itu tongkat Musa menjadi ular yang ukuran nya lebih besar ketimbang ular-ular milik tukang sihir Firaun yang kemudian memakan semua ular-ular itu. Firaun sangat marah melihatnya dan ia menyebut Musa hanya sebagai seorang tukang sihir. 

    Firaun kemudian meminta mukjizat yang lainnya lalu Nabi Musa memasukan tangannya kedalam saku lalu mengeluarkannya lagi saat dikeluarkan dari tangan nya muncul cahaya yang sangat menyilaukan bagi Firaun dan para pengikut serta pasukannya hingga Firaun meminta Musa untuk memasukan tanganya kedalam saku lagi tapi hal itu tidak membuat Firaun beriman dan tidak mempercayai bahwa Musa dan Harun adalah seorang Nabi dan Rasul utusan  Allah SWT. Yang kemudian beriman dan percaya bahwa Musa itu adalah Nabi dan Rasul Allah adalah para penyihir terbaik suruhan Firaun yang kemudian bersujud dan bertaubat atas segala perbuatan yang pernah dilakukan semasa hidupnya.



    Setelah Musa dan harun berdakwah dihadapan para pengikut serta pasukannya Firaun, dan Firaun menolaknya Firaun tentu saja semakin marah dan murka. Kemudian Firaun memerintahkan seluruh bala tentaranya untuk membunuh Musa tidak hanya mengancam nyawa Musa dengan tukang sihir Firaun pun  meminta bala tentaranya untuk membunuh semua pengikut Musa. Mengetahui hal tersebut Nabi Musa dan orang-orang yang menjadi pengikutnya melarikan diri ke Laut Merah

    Saat itu Nabi Musa kebingungan dengan situasi yang serba menegangkan karena pasukan Firaun berada tepat dibelakang mereka sedang mengejar dia dan para pengikutnya dan dihadapannya terbentang laut yang sangat luas dan mustahil untuk dilintasi dan dibelakangnya para tentara Firaun menghadangnya. Kemudian Allah memberikan wahyu lagi kepada Nabi Musa dengan meminta Musa memukul-mukulkan tongkatnya ke arah laut. 

    Kemudian laut pun terbelah menjadi dua bagian secara ajaib dan memberikan arah jalan untuk Nabi Musa serta para pengikutnya menyebrangi lautan. Entah apa yang dipikirkan oleh Firaun dan bala tentaranya ia telah diperlihatkan mukjizat yang luar biasa dengan mata kepala mereka sendiri bahwa laut yang sebegitu luasnya mampu terbelah secara otomatis dan mustahil untuk jalan mereka, tapi Firaun sudah tertutup rapat hatinya dan ingin segera menangkap Musa dan para pengikutnya lalu membunuhnya


Mukjizat Nabi Musa Membelah Laut Merah

    Ketika Nabi Musa dan para pengikutnya berada diujung laut dan selamat dari kejaran para pasukan dan bala tentaranya Firaun, akan tetapi begitu keras kepalanya Firaun yang berusaha mengejar dan mengikuti jejak Musa dan para pengikutnya. Lalu Allah pun memerintahkan Musa untuk menghentak-menghentakan kembali tongkat Musa kearah Laut Merah yang kemudian laut tersebut kembali seperti sedia kala dan mengurung seluruh pasukan dan bala tentara Firaun dan tenggelam di Laut Merah. Dalam beberapa hari jasad dari Firaun ditemukan dan masih utuh serta tidak membusuk hingga saat ini, itu adalah peringatan dari Allah untuk orang-orang yang menentang Allah SWT.

    Kemudian Kisah selanjutnya ketika Nabi Musa ditanya oleh Bani Israil tentang manusia yang paling alim dimuka bumi dan dijawab oleh Nabi Musa "Akulah orangnya tidak ada yang lebih alim daripada aku" akibat jawaban itu Allah SWT ingin menegur dan menguji kesabaran Nabi Musa, Allah memerintahkan Musa untuk pergi kearah laut saat itu Musa ditemani oleh sahabatnya yang bernama Yusya. 

    Allah SWT menyampaikan kepada Musa "Sesungguhnya aku memiliki seorang hamba dipertemuan dua samudra yang lebih alim darimu" Nabi Musa yang penasaran kemudian menjawab "Wahai tuhanku, bagaimana aku bisa bertemu dengannya?" Allah menjelaskan "Bawalah seekor ikan lalu simpanlah ikan itu didalam keranjang dimana ikan itu menghilang disanalah hambaku berada" Hamba yang dimaksud oleh Allah SWT adalah Nabi Khidir AS

    Singkatnya Nabi Musa mengambil seekor ikan lalu memasukannya kedalam keranjang setelah itu dirinya berangkat ditemani oleh seorang pemuda murid dan sekaligus sahabatnya yang bernama Yusya ibn Nun. Tibalah keduanya disebelah batu besar, Musa bermaksudnya merebahkan kepalanya sejenak keduanya justru malah tertidur pulas sementara ikan yang ada didalam keranjangnya Musa mulai meronta-ronta hingga akhirnya keluar dari keranjang dan terjatuh kelautan. Kejadian ini diabadikan dalam (Q.S. Al-Kahfi ayat 61-80) 

    Ketika Nabi Musa terbangun dan kawannya lupa mengabarkan kepadanya tentang keberadaan ikan keduanya justru malah melanjutkan perjalanan selama sehari semalam kemudian keesokan harinya Musa berkata kepada muridnya "Bawalah kemari makanan kita sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini" semula memang Nabi Musa tidak merasa letih hingga tibalah ditempat yang diperintahkan oleh Allah dan bertanya demikian. 

    Kemudian muridnya menjawab "Tahukah engkau tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi sesungguhnya aku lupa bercerita tentang ikan itu dan tidak ada yang membuatku lupa kecuali setan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang sangat aneh" benar sekali ikan itu mengambil jalannya di laut sehingga Musa dan muridnya pun terheran-heran Musa kemudian kembali berkata "Itulah tempat yang kita cari" akhirnya keduanya pun kembali mengikuti jejak mereka semula.


Nabi Musa Berguru Dengan Nabi Khidir AS

    Keduanya mengikuti jejaknya semula hingga tibalah di batu tempat kemarin mereka beristirahat tiba-tiba ada seseorang pria yang berselimutkan kain. Musa pun kemudian mengucapkan salam dan dijawab oleh pria berselimut itu yang dikenal dengan Nabi Khidir AS. Musa pun kemudian memperkenalkan diri "Aku adalah Musa" kemudian ditanya oleh Nabi khidir "Apakah Musa Bani Israil?" Musa menjawab "Benar aku adalah Musa aku menemuimu agar engkau mengajariku sebuah ilmu" 

    Kemudian Musa meminta izin untuk mendampingi dan mengikuti Khidir namun keinginannya itu diragukan oleh hamba shaleh itu "Sesungguhnya kamu itu sesekali tidak akan sanggup sabar bersamaku, wahai Musa, sebab aku memiliki sebuah ilmu Allah yang telah diajarkan kepadaku namun engkau tidak mengetahui begitu juga Allah telah memberimu ilmu yang telah diajarkan kepadamu tetapi aku tidak mengetahuinya" Musa pun berusaha meyakini Khidir "Insyaallah engkau akan mendapati aku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan apapun"

    Khidir menjanjikan kepada Musa bahwa kemampuannya untuk bersabar ditentukan oleh perkenaan dan kehendak Allah tak lupa Nabi Khidir memberi persayaratan kepada Musa agar tidak bertanya-tanya kepadanya apa-apa yang telah dilakukan dia sebelum waktunya telah tiba menjelaskan alasan perbuatan-perbuatannya. Khidir berkata "Janganlah engkau mengikutiku dan janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun sampai aku sendiri yang akan menerangkannya" 

    Kemudian berjalanlah Nabi Musa dan Nabi khidir menyusuri pinggiran pantai. Saat ingin menyebrangi pantai yang lain keduanya mendapati kapal kecil yang tengah mengangkut para penumpang, untungnya para awak kapal mengenali Nabi Khidir singkatnya mereka pun membawa Khidir dan Musa menuju pantai yang dituju dan tanpa meminta imbalan apapun. Disaat demikian keduanya melihat seekor burung yang hinggap di pinggir kapal lalu sang burung mengambil air minum dengan paruhnya dan Khidir berbisik kepada Musa "Demi Allah Tidaklah ilmuku dan ilmumu disisi Allah kecuali seperti air laut yang diambil oleh burung itu dengan paruhnya"

    Saat keduanya berada didalam kapal Nabi Musa pun merasa terheran-heran luar biasa karena melihat  Nabi Khidir melubangi kapal itu dengan melepas salah satu papannya Musa pun lupa dan ingkar akan janjinya dalam pikirannya setiap kerusakan dimuka bumi adalah kejahatan dan kejahatan lebih berat lagi karena dilakukan oleh orang-orang yang sudah berbuat baik kepadanya. Nabi Musa lantas bertanya "Mengapa engkau melubangi perahu itu yang akibatnya akan menenggelamkan penumpangnya? sesungguhnya engkau telah berbuat satu kesalahan besar" disana Khidir mengingatkan kepada Musa "Bukankah aku telah berkata sesungguhnya engkau tidak akan sabar bersama denganku?"

    Keduanya pun melanjutkan perjalanan, namun Nabi Musa kembali melihat keanehan yang dilakukan oleh Nabi Khidir saat mengambil seorang anak kecil yang sedang lucu-lucunya dan aktif bermain kemudian menidurkannya anak itu lalu disembelih dan kepalanya dipisahkan dari tubuhnya. Melihat hal tersebut Musa tidak sanggup lagi menahan rasa sabarnya ia kembali mengingkari janjinya padahal dirinya sudah berjanji tidak akan menanyakan hal apapun yang dilakukan oleh Nabi Khidir selama bersama dirinya, namun Nabi Musa yang sudah kehilangan rasa sabar lantas bertanya kepada Nabi Khidir "Mengapa engkau membunuh jiwa yang bersih dan bukan karena dia membunuh orang lain? sesungguhnya engkau telah melakukan sesuatu yang mungkar" Khidir pun berkata "Bukankah kau tidak akan mampu sabar bersama denganku?"

    Disini Musa pun menyadari jika dirinya tak mampu lama-lama menamani Khidir sang hamba yang shaleh itu, ia tak kuasa melihat setiap kejadian yang dialaminya sementara dirinya hanya terdiam keadaan itu terjadi karena dua hal. Pertama, tabiat Musa adalah seorang pemimpin, Musa mungkin sudah terbiasa berfikir kritis atas setiap apa yang dilihatnya disaat yang sama ia tidak terbiasa diam ketika melihat perkara yang tidak disukainya. Kedua, syariat Musa tidak membenarkan pembunuhan terhadap seorang anak yang kemudian membiarkan pembunuhnya bagaimanapun keadaan pelakunya. Artinya dia (Musa) mengakui kesalahannya yang dilakukan kepada Nabi Khidir oleh karena itu ia meminta kesempatan yang ketiga dan berjanji jika ia kembali bertanya kepada Khidir dirinya berhak untuk berpisah dan ditinggalkan Khidir.

    Kemudian mereka pun melanjutkan perjalanan sampai di suatu kampung yang penduduknya sangat kikir mereka berdua mencari orang-orang yang berkenan menjamu nya namun sayangnya dia tidak mendapati walaupun seorang pun yang menerima mereka meskipun demikian Khidir pun tetap memperbaiki sebuah dinding rumah di kampung tersebut yang hampir roboh. Lagi-lagi Musa menemukan keanehan mereka kaum yang benar-benar kikir namun Khidir malah memperbaiki dinding rumah mereka tanpa mendapa imbalan apapun. 

    Disinilah Musa memilih meninggalkan Khidir, hal itu ditunjukan dalam pertanyaan tentang alasan mengapa Khidir mau memperbaiki rumah mereka tanpa mendapat imbalan sedikit pun padahal dari mereka tidak ada yang mau menyambut dan menjamu mereka. Seandainya Musa bersabar didalam mendampingi Khidir dia akan mendapatkan banyak keajaiban dan rahasia dari apa yang telah dialaminya sayangnya Nabi Musa memilih meninggalkannya setelah Nabi Khidir menjelaskan alasan mengapa dia melakukan hal yang dianggap aneh oleh Musa.

    Nabi Khidir menjelaskan kejadian di perahu pertama kali dia berkata kepada Musa "Adapun perahu itu adalah milik orang-orang miskin yang bekerja di laut. Maka aku bermaksud membuat kapalnya cacat karena di hadapan mereka ada seorang raja yang dzalim yang merampas setiap perahu yang masih terlihat bagus" Jelas Nabi Khidir kepada Nabi Musa. 

    "Adapun anak yang kubunuh itu kedua orang tuanya mukmin dan kami khawatir kalau dia akan memaksa kedua orang tuanya untuk durhaka dan kufur, maka kami menghendaki bahwa tuhan akan menggantinya dengan seorang anak lainnya yang lebih baik kesuciannya daripada anak itu dan lebih sayang kepada kedua orang tuanya" kemudian Khidir melanjutkan penjelasannya 

    "Adapun dinding dirumah itu adalah milik dua anak yatim di kota tersebut dan dibawahnya tersimpan harta milik mereka berdua sedangkan ayah mereka orang shaleh. Maka, tuhanmu menghendaki agar keduanya mencapai usia dewasa dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari tuhanmu, aku tidak melakukannya berdasarkan kemauanku sendiri itulah makna sesuatu yang engkau tidak mampu bersabar terhadapnya" Kejadian ini diterangkan dalam (Q.S. Al-Kahfi ayat 60-82)

Kisah Lengkap Cerita Nabi Muhammad SAW

  Nabi Muhammad SAW      Muhammad adalah seorang pemimpin agama, sosial, politik, dan penegak agama Islam. Menurut keyakinan umat Islam dia ...

Terpopuler