Jumat, 12 Januari 2024

Kisah Lengkap Cerita Nabi Syuaib AS

 

Nabi Syuaib dan Kaum Madyan

    Al-Qur'an tidak mencirikan latar belakang Syuaib AS selain menyebutkan bahwa dia berasal dari keluarga yang cukup terhormat di kalangan kaum Madyan yang tinggal di wilayah Suriah, sedangkan terdapat beberapa pendapat para ulama terkait masalah ini sebagian berpendapat bahwa Syuaib adalah keturunan Ibrahim, silsilahnya adalah Syuaib bin Yasyjun bin Lawi bin Shaifur bin Abqa bin Tsabit bin Madyan (Midian) bin Ibrahim. Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa silsilahnya adalah Syuaib bin Maikal bin Yasyjun. Ibnu Sakir berpendapat bahwa Syuaib hidup sesudah masa Yusuf

    Nabi Syuaib diutus Allah SWT untuk membenahi kaum Madyan yang mana pada masa itu kaum Madyan tidak lagi menyembah Allah SWT dan tidak mengikuti ajaran Nabi Luth AS, mereka mengingkari Nabi Luth ketika Nabi Luth wafat dan mereka lebih senang berbuat kemaksiatan dan kemungkaran serta kerusakan di muka bumi. Sesembahan yang disembah oleh Kaum Madyan adalah pohon dan berhala-berhala.

    Nabi Syuaib sangat ramah pada setiap orang dan sangat suka menggunakan rezekinya di jalan Allah SWT hal itu menyebabkan beliau sangat dikenal oleh Kaum Madyan. selain itu, Nabi Syuaib juga merupakan keturunan asli Kaum Madyan yang memiliki sifat dan perilaku yang mulia. Sejak kecil Nabi Syuaib selalu berusaha menjaga hatinya dan menahan dirinya supaya ia tidak melakukan perbuatan buruk yang sia-sia, sifat terpuji ini beliau bawa hingga beranjak remaja dan dewasa.

Nabi Syuaib Dan Kaum Madyan

    Kaum Madyan adalah Bangsa Arab yang menetap di daerah yang berada di pinggiran Syam atau yang dikenal dengan Suriah pada saat ini, tempat yang berbatasan langsung dengan Hijaz serta berdekatan dengan danau Luth. Di masa Nabi Syuaib tempat tinggal Kaum Madyan terkenal dengan kehidupan berdagang dan juga bercocok tanam. Hal tersebut dikarenakan Allah memberikan kondisi tanah yang subur sehingga mudah ditanami berbagai jenis tanaman dan tumbuhan. Namun, sebagian besar Kaum Madyan lupa bahwa semua pemberian itu turun nya dari Allah SWT sehingga mereka kerap tidak bersyukur atas kenikmatan oleh nya. Bahkan Kaum Madyan juga terdiri dari orang-orang kafir yang tidak mengenal Allah dan lebih memilih untuk menyembah pohon-pohon besar tersebut lalu mereka kelilingi.


    Sifat dan perilaku yang dimiliki oleh Kaum Madyan juga sangat jauh dari kebaikan, seperti selalu bertingkah buruk, keji, hingga sering merugikan orang lain tetapi menguntungkan diri sendiri. Sikap curang didalam berdagang sangatlah dilarang didalam konsep Ekonomi Islam sebab kecurangan merupakan sikap yang merugikan satu pihak dan menguntungkan pihak lain maka dari itu kita didalam berbisnis atau berdagang kita dianjurkan untuk selalu bersikap jujur dan menjauhi perilaku curang. 

    Kaum Madyan yang menyembah (Aikah) yang merupakan sebidang padang pasir yang ditumbuhi beberapa pohon dan tanaman dalam hal berperilaku para penduduknya terutama (Pedagang) saat praktik dagang mereka terbiasa melakukan sikap curang. Tingkat kecurangannya sangat melewati batas hal itu dikarenakan karena nafsunya yang menginginkan keuntungan yang banyak sehingga apapun caranya pasti mereka lakukan hal-hal yang biasa mereka lakukan adalah memalsukan barang, curang didalam penimbangan, dan mengurang-ngurangi timbangan belanjaan yang sudah menjadi ciri dan bahkan sudah melekat dalam diri pribadi mereka berdagang.

    Saat para pedagang-pedagang kecil dari kampung ingin datang dengan membawa dagangannya ke kota, sebelum masuk ke wilayah kota mereka akan dihadang oleh para pedagang besar kemudian pedagang besar itu akan memborong dagangan pedagang kecil itu dengan alasan bahwa harga pasar sedang mengalami penurunan lalu para pedagang kecil menjualnya dengan harga yang murah terhadap pedagang besar itu. Didalam hal takaran para pedagang besar ini memiliki dua modal takaran yaitu takaran untuk membeli akan berisi lebih banyak sedangkan takaran untuk menjual berisi lebih sedikit sehingga para pedagang besar atau pemilik modal yang kaya akan menjadi lebih kaya sedangkan pedagang kecil yang miskin akan tetap menjadi miskin pedagang besar meraup keuntungan yang sangat besar kecurangan dalam takaran. Hal tersebut dijelaskan dalam Q.S. Al-Isra ayat 35 dan Q.S. Muthaffifin ayat 1-6.

    Hal tersebut jelas membuat kerugian para petani dan pedagang-pedagang kecil lainnya yang ada di Negeri Madyan. Nabi Syuaib AS selalu menyerukan agar kaumnya meninggalkan perbuatan-perbuatan yang curang meninggikan sikap kejujuran saat berdagang namun seruan yang disampaikan Nabi Syuaib AS ini seperti masuk ditelinga kanan dan keluar di telinga kiri orang-orang kafir Kaum Madyan hingga pada akhirnya turunlah azab yang diberikan oleh Allah SWT.


Azab Kaum Madyan

    Nabi Syuaib AS telah berusaha keras dan sekuat tenaga untuk memperingati mereka dan berdakwah serta mengajak Kaum Madyan untuk kembali ke jalan yang benar namun betapa sialnya mereka ingin tetap menjadi orang-orang yang kafir. Hal tersebut yang kemudian membuat Nabi Syuaib berdoa kepada Allah agar Kaum Madyan diberikan azab, Allah pun mendengar doa Syuaib kemudian mengabulkan doa itu lalu Allah perintahkan kepada Syuaib serta para pengikutnya itu untuk pergi meninggalkan kota itu yang telah diduduki orang kafir itu.

    Setelah Nabi Syuaib dan pengikutnya meninggalkan kota itu Allah SWT pun menurunkan cuaca yang sangat panas yang membuat tenggorokan orang-orang kafir itu kering dan membuat tanaman-tanaman kering, layu mati dan kesulitan mendapatkan tempat berteduh untuk mendapatkan kesejukan. Kemudian Allah SWT memberikan gempa bumi dan awan gelap serta suara halilintar yang membuat penduduk Kaum Madyan yang kafir mati seketika, Azab yang diberikan Allah SWT seperti hari kiamat semua bencana itu terjadi karena Kaum Madyan tidak ingin kembali ke jalan Allah SWT 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Lengkap Cerita Nabi Muhammad SAW

  Nabi Muhammad SAW      Muhammad adalah seorang pemimpin agama, sosial, politik, dan penegak agama Islam. Menurut keyakinan umat Islam dia ...

Terpopuler