Tampilkan postingan dengan label Unta Betina Allah SWT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Unta Betina Allah SWT. Tampilkan semua postingan

Kamis, 07 Desember 2023

Kisah Lengkap Cerita Nabi Shaleh AS

 

Asal-Usul Nabi Shaleh AS

    Nabi Shaleh AS memiliki seorang ayah bernama Ubay/Ubaid dan memiliki kakek bernama 'Ashif bin Tsamud bin Amir bin Iram bin Sam bin Nuh dan memiliki 2 orang adik yang memiliki nama Aanar dan Ashkol, Nabi Shaleh AS adalah nabi yang diutus setelah Nabi Hud AS dan sebelum Nabi Ibrahim AS. Semasa hidupnya Nabi Shaleh AS tinggal di daerah Arab utara tepatnya di Al-Hijr, yaitu kaum Tsamud. Nabi Shaleh AS saat masih muda merupakan sosok yang dikagumi oleh kaumnya dan berharap Nabi Shaleh AS kelak menjadi tokoh agama mereka. Namun, kemudian Nabi Shaleh AS diangkat menjadi nabi dan mendeklarasikan kenabiannya kepada kaumya.

    Nabi Shaleh AS hidup di lingkungan Kaum Tsamud atau juga disebut Kaum 'Ad generasi ke-2 atau generasi selanjutnya setelah hidup di generasi Nabi Hud AS, jarak antara Nabi Shaleh dengan Nabi Hud adalah sekitar 7 (tujuh). Setelah Nabi Hud AS wafat, diantara keturunan dari pengikutnya yang beriman itu ada yang kemudian kembali menjadi kafir. Di dalam suku 'Ad terdapat 13 kabilah yang saling berpencar. Kabilah yang berkonsentrasi di Yaman itulah yang menyembah berhala. Sedangkan kaum yang lain tetap beriman setelah mengetahui apa yang terjadi pada kaum raksasa Nabi Hud yang diazab oleh Allah SWT.

    Kaum Tsamud sangat pandai di dalam hal memahat batu terutama batu-batu pegunungan. Hal tersebut dikarenakan daerah Hadramaut yang merupakan tempat tinggal Kaum Tsamud adalah pegunungan, hal tersebut diterangkan dalam (Q.S. Al-Fajr ayat 9). Nabi Shaleh AS adalah seorang tokoh dalam Al-Qur'an, yakni seorang rasul yang diutus Allah SWT kepada kaum Tsamud, Nama Nabi Shaleh disebutkan sembilan kali di dalam Al-Qur'an. Kisahnya dan Kaum Tsamud disebutkan dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf (7) ayat 73-79, Hud (11) 61-68, Al-Hijr (15) ayat 80-84, Al-Isra' (17) ayat 59, Asy-syu'ara'(26) ayat 141-159, An-Naml (27) ayat 45-53, Fussilat (41) ayat 17-18, Al-Qamar ayat 23-32, Asy-Syams (91) ayat 11-15 dan Asy-Syams (91) ayat 11-15. 

      Kaum Tsamud membangun peradaban di lembah Al-Hijr, terletak antara Hijaz dan Syam, di sebelah tenggara Negeri Madyan. Mereka hidup sekitar 2100 SM, satu abad setelah masa Kaum 'Ad dan dua abad sebelum Nabi Ibrahim AS. Pada abad ke-19, tim arkeolog dari Prancis pernah menemukan bukti keberadaan kaum Tsamud tersebut seperti menemukan puing-puing kota kaum Tsamud berupa bukit-bukit batu karang yang dipahat. Kaum Tsamud membuat rumah dengan memahat gunung-gunung karang karena mereka belajar dari kasus kaum 'Ad yang berdiri secara independen lalu tertimbun oleh debu saatazab berlangsung. Kota ini disebut dan diberi nama modern "Mada'in Salih" (Kota nabi shaleh). 

    Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayan alamnya yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum 'ad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah-tanah yang subur yang memberikan menghasilkan berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan hewan ternak yang berkembang biak, kebun-kebun dan bunga yang sangat indah, semuanya itu menjadikan mereka sejahtera, tentram, bahagia dan merasa aman dari segala gangguan alam dan bahwa kemewahan hidup mereka kekal bagi mereka dan anak-anak mereka serta keturunan nya. Kemewahan dan kemakmuran hidup mereka malah menjadikan mereka semua kufur nikmat dan malah menyembah berhala. Gaya hidup kaum Tsamud selalu dihiasi dengan kemaksiatan, yaitu berfoya-foya, mabuk-mabukan, berzina dan melakukan tindak kejahatan. Karena gaya hidup kaum Tsamud yang telah menyimpang dari ajaran Allah SWT. Maka Allah SWT mengutus Nabi Shaleh AS untuk mengajak kembali kaum Tsamud kembali kejalan yang benar.

Kesombongan yang menghancurkan Kaum Tsamud

    Di tengah-tengah kekufuran kaumnya itulah, Allah SWT mengutus Nabi Shaleh AS untuk menghilangkan taklid buta itu. Nabi Shaleh berseru "hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada tuhan bagimu selain dia" Q.S. Hud ayat 61. Mereka terkejut dengan apa yang dikatakan dan diserukan oleh Nabi Shaleh AS. Mereka terkejut dan tidak percaya, kenapa tiba-tiba ada sebagian dari bangsa Tsamud yang melarang mereka menyembah berhala. Padahal kebiasaan ini sudah berlangsung lama dan mereka mewarisinya dari nenek moyang mereka. Yang lebih mengagetkan mereka, kenapa yang menyampaikan berita tersebut justru Shaleh, orang yang selama ini mereka anggap sangat terkenal karena kejujuran nya dan kebaikan nya. Kaumnya sangat menghormatinya, karena shaleh dikenal memiliki keluasan ilmu, kematangan akal, dan kejernihan hati. Dan mereka sangat berharap kelak dia akan bersedia menjadi pemimpin mereka. 

    Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang diantara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang telah disembah bapak-bapak kami? dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami." (Q.S. Hud ayat 62). Nabi Shaleh memperingati mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah SWT yang telah mengkaruniakan mereka rezeki yang luas dan penghidupannya yang sejahtera. Namun, demikian meskipun disampaikan dengan penuh ketulusan, kasih sayang dan cinta, dakwah Nabi Shaleh AS tetap saja ditentang oleh kaumnya. Mereka meragukan dakwahnya, mereka mengira Nabi Shaleh AS telah terkena sihir sehingga menyampaikan dakwah yang terasa asing di telinga kaumnya. Maka mereka berkata "Bagaimana kita akan mengikuti manusia biasa diantara kita? sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan kesesatan dan gila" (Q.S. Al-Qammar ayat 24). Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sesungguhnya dia adalah seorang pendusta lagi sombong. (Q.S. Al-Qammar ayat 25).

    Selanjutnya kaum Tsamud menantang Nabi Shaleh AS untuk berdoa kepada tuhannya, untuk dimintakan binatang dari padang pasir. Kaum Tsamud tetap berdoa kepada berhala-berhala mereka namun meski telah berhari-hari berdoa kepada berhala, doa mereka tetap dikabulkan. Selanjutnya mereka meminta Nabi Shaleh AS untuk berdoa kepada Allah SWT dan Allah SWT mengabulkan doa Nabi Shaleh AS dengan memunculkan Unta Betina dari dalam pasir. "Hai Kaumku, inilah unta betina dari Allah SWT sebagai mukjizat (yang menunjukan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah ia makan di bumi Allah SWT, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat." (Q.S. Hud ayat 64). Dan beritahukanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi diantara mereka (dengan Unta betina itu) tiap giliran-giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran) (Q.S. Al-Qammar ayat 28).

    Tetapi apakah dengan Mukjizat unta itu mereka akan mengakui kebesaran Allah SWT? Tidak! para pemuka masyarakat itu malah menuduh Nabi Shaleh AS tukang sihir. Namun begitu, sejak peristiwa itu, pengaruh Nabi Shaleh AS di kalangan kaumnya semakin besar. Para pengikutnya semakin yakin akan kebenaran dalam ajaran yang disampaikan Nabi Shaleh AS. Pengikutnya pun semakin bertambah dan banyak, sementara itu Unta yang ada didalam Al-Qur'an disebut Naqatullah, Unta Allah SWT, bebas berkeliaran. Penduduk takut mengganggunya. Mereka takut azab dari Allah SWT yang diancamkan oleh Nabi Shaleh AS. 

    Unta itu sangatlah unik dan menarik, ia dapat menghasilkan air susu yang berlimpah, yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh kaum. Namun Unta itu juga membutuhkan air minum yang sangat dan teramat banyak, berkali-kali lipat jumlahnya dengan unta biasa pada umumnya. Hal tersebut membuat gusar dan khawatir kaum Tsamud. Lalu mereka pun berencana untuk melenyapkan unta Nabi Shaleh AS.


Terbunuhnya Unta Betina Allah SWT

    Kaum Tsamud yang kesal karena Unta yang dibawa oleh Nabi Shaleh terlalu banyak mengkonsumsi banyak jatah air untuk unta kaum Tsamud, lalu mereka menganggap bahwa kehadiran unta betina hanya menambah beban mereka karena menghabiskan banyak air di sumber mata air. Mereka pun segera menyusun  rencana dan siasat untuk membunuh unta betina tersebut. Di antara orang-orang yang ingin berencana melakukan pembunuhan terhadap unta betina Allah SWT, terdapat dua wanita yang menjadi provokator rencana tersebut. Dua wanita itu bernama Shaduq binti Mahya bin Zuhair Al-Mukhtar dan 'Unaizah binti Ghunaim bin Mijlaz.

    'Unaizah merupakan istri dari Dzu'ab, yang merupakan salah satu tokoh pemimpin kelompok penentang Nabi Shaleh AS. 'Unaizah dan Dzu'ab memiliki 4 orang anak perempuan dan membentuk perjanjian dengan Qudar bin Salif untuk dapat memilih salah satu anaknya apabila berhasil membunuh unta betina itu. Shaduq pun melakukan hal yang sama, yaitu menawarkan dirinya untuk membunuh unta tersebut kepada Mishra' bin Mahya apabila Mishra' dapat berhasil membunuh unta tersebut.

    Qudar dan Mishra' yang tergiur dengan tawaran kedua wanita tersebut pun bertekad dengan penuh untuk membunuh unta betina itu dengan mengajak 7 orang pemuda lainnya. Mereka mengawasi ketika unta betina sedang minum air di suatu mata air, lalu secara kilat memanah betis unta tersebut sembari menikam bagian perut unta dengan menggunakan pedang. Dengan begitu terbunuhlah unta betina Allah SWT yang merupakan mukjizat yang dimiliki Nabi Shaleh AS. 

    Nabi Shaleh AS sangat sedih mendapatkan unta betina Allah SWT sudah dibunuh oleh kelompok penentangnya. Nabi Shaleh AS pun segera memperingatkan kepada para pembunuh untanya agar segera bertaubat atau azab yang pedih akan datang menimpanya. Namun, mereka justru meremehkan peringatan dari Nabi Shaleh AS, bahkan menentang agar azab segera diturunkan. Maka Nabi Shaleh AS pun berpesan kepada mereka untuk bersuka ria selama 3 hari sebelum datangnya azab dari Allah SWT. Hal tersebut diterangkan dalam Q.S. Hud ayat 65.

    Perbuatan mereka membunuh unta tersebut adalah suatu pelanggaran terhadap larangan Nabi Shaleh AS. Oleh sebab itu Allah SWT menjatuhkan kepada mereka hukuman yaitu membatasi hidup mereka hanya dalam tempo 3 hari, maka sebagai ejekan mereka disuruh bersuka ria, berfoya-foya hanya dalam 3 hari itu. Pada hari pertama sebelum datangnya azab yang menewaskan para pembunuh unta dan para kaum penentang kaum Tsamud yang ingkar, wajah mereka berubah menjadi kuning. Pada hari kedua, wajah mereka menjadi merah. Dan hari ketiga, wajah mereka berbuah menjadi warna hitam.

    Di riwayatkan oleh Ibnu Katsir, pada hari keempat setelah terbitnya matahari maka datanglah azab Allah SWT yang sangat dahsyat kepada kaum Tsamud yang ingkar dan sombong. Azab diterima oleh mereka adalah terdengarnya suara keras dari langit dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat sekali. Para pembunuh unta tersebut dan sekelompok penentang Nabi Shaleh AS pun meninggal bergelimpangan di rumah masing-masing. Tidak ada satupun kelompok penentang Nabi Shaleh AS yang selamat, kecuali Kalbah binti As-Salq. Kalbah binti As-Salq adalah seorang budak perempuan yang ada pada saat azab terjadi melarikan diri ke arah perkampungan Arab lalu menceritakan kejadian tersebut kepada penduduk disana. 

    Kalbah diberi minum oleh salah satu warga perkampungan tersebut. Namun, setelah minum Kalbah langsung tewas seketika. Begitulah Azab dari Allah SWT. Sedangkan Nabi Shaleh AS dan para pengikutnya yang beriman kepada Allah SWT selamat dari kejadian tersebut. Meskipun tidak dijelaskan dalam Al-Qur'an mengenai kehidupan Nabi Shaleh AS dan pengikutnya setelah kejadian yang menimpa kaum Tsamud tersebut, namun ada terdapat sumber yang mengatakan bahwa mereka berpindah ke daerah Ramlah di kawasan Palestina.

Kisah Lengkap Cerita Nabi Muhammad SAW

  Nabi Muhammad SAW      Muhammad adalah seorang pemimpin agama, sosial, politik, dan penegak agama Islam. Menurut keyakinan umat Islam dia ...

Terpopuler